Aktivitas Gempa Gunung Gede Menurun, Pendakian Masih Ditunda
Aktivitas gempa vulkanik dan tektonik Gunung Gede terus menurun, namun masyarakat diimbau tetap waspada dan pendakian masih ditunda hingga 7 April 2025.

Gunung Gede, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan setelah peningkatan aktivitas gempa vulkanik dan tektonik pada awal April 2025. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melaporkan puncak aktivitas terjadi pada Selasa, 1 April 2025, dengan tercatat 49 kali gempa. Namun, kabar baiknya, aktivitas tersebut terus menurun hingga Senin, 7 April 2025. Pihak TNGGP dan Badan Geologi terus memantau situasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar.
Humas Balai Besar TNGGP, Agus Deni, menjelaskan bahwa penurunan aktivitas gempa signifikan terlihat dalam lima hari terakhir. "Lima hari terakhir aktivitas kegempaan terus menurun, hanya gempa tektonik yang terjadi 2-3 kali. Hingga saat ini kami belum mendapat laporan terkait aktivitas gempa vulkanik di Gunung Gede," ujarnya. Meskipun demikian, kewaspadaan tetap diutamakan mengingat Gunung Gede merupakan gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat meningkatkan aktivitasnya.
Penutupan jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango yang sebelumnya dilakukan selama tiga bulan untuk pemulihan ekosistem, diperpanjang hingga 7 April 2025. Keputusan perpanjangan penutupan ini menunggu hasil pemantauan aktivitas gunung dari Badan Geologi. "Kita tunggu hasil pemantauan pada tanggal 7 April apakah sudah dapat dibuka pendakian atau belum dari Badan Geologi, kalau sudah normal kita buka kalau belum kemungkinan diperpanjang," kata Agus Deni.
Aktivitas Gempa Menurun, Namun Waspada Tetap Diperlukan
Meskipun data dari Badan Geologi menunjukkan penurunan signifikan aktivitas gempa, masyarakat di sekitar kaki Gunung Gede tetap diimbau untuk waspada. Radius berbahaya tetap ditetapkan pada 600 meter dari kawah Wadon. Potensi bahaya gas gunung api masih ada dan perlu diwaspadai. Durasi gempa yang tercatat sebelumnya bervariasi, mulai dari 4 hingga 17 detik.
Agus Deni menambahkan bahwa pengawasan dan pemantauan terus dilakukan secara intensif. Koordinasi dengan Badan Geologi juga terus dilakukan untuk memastikan perkembangan terkini aktivitas Gunung Gede. Imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mendekati kawah gunung disampaikan secara berkelanjutan.
Berdasarkan data Badan Geologi hingga Kamis, 4 April 2025, tercatat 47 gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, dan 1 kali gempa tektonik jauh. Meskipun status aktivitas Gunung Gede masih dalam kategori normal, potensi peningkatan aktivitas sewaktu-waktu tetap ada. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting.
Imbauan Waspada dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Balai Besar TNGGP menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat di sekitar Gunung Gede. Meskipun aktivitas gempa menurun, status gunung api aktif tetap perlu dipertimbangkan. Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan menghindari area berbahaya di sekitar kawah.
Imbauan untuk tidak mendaki atau mendekati kawah Gunung Gede tetap berlaku hingga hasil pemantauan pada 7 April 2025 keluar. Keputusan pembukaan kembali jalur pendakian akan diumumkan setelah evaluasi menyeluruh dari Badan Geologi. Keselamatan dan keamanan pengunjung dan masyarakat sekitar tetap menjadi prioritas utama.
Potensi bahaya gas vulkanik dalam radius 600 meter dari kawah Wadon perlu diwaspadai. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi dari pihak berwenang terkait aktivitas Gunung Gede. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya dari gunung api aktif ini.
Kesimpulannya, meskipun aktivitas gempa Gunung Gede menunjukkan tren penurunan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi hal yang krusial bagi masyarakat sekitar. Pemantauan dan koordinasi antara Balai Besar TNGGP dan Badan Geologi terus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan.