Anak Tukang Bakso Jadi Lulusan Terbaik, Mendagri Tegaskan Peluang IPDN Terbuka untuk Semua Anak Bangsa
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tegaskan Peluang IPDN terbuka lebar bagi seluruh anak bangsa, terbukti dengan lulusan terbaik dari kalangan sederhana. Simak kisahnya!

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian baru-baru ini menekankan bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Pernyataan ini disampaikan Mendagri usai melantik Pamong Praja Muda lulusan IPDN Angkatan XXXII Tahun 2025 di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, pada hari Senin. Beliau mengungkapkan kebanggaannya melihat mayoritas lulusan terbaik berasal dari latar belakang masyarakat biasa.
Salah satu bukti nyata dari kesetaraan peluang ini adalah Suwandi, anak seorang penjual bakso, yang berhasil menjadi lulusan terbaik IPDN Angkatan XXXII. Kisah Suwandi menjadi inspirasi bagi banyak pihak, menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi dapat mengantarkan siapa saja menuju kesuksesan.
Kesetaraan Peluang dan Integritas Lulusan IPDN
Mendagri Tito Karnavian secara khusus menyoroti fakta bahwa 10 lulusan terbaik IPDN Angkatan XXXII didominasi oleh individu dari kalangan masyarakat sederhana. Beliau menyatakan, “Saya sendiri bangga. Kenapa? Karena anak-anak yang masuk (IPDN) itu sebagian besar anak-anak yang, mohon maaf (dari kalangan) rakyat biasa ya. Tadi 10 besarnya, yang nomor satu itu anak tukang bakso.”
Fenomena ini, menurut Tito, merupakan indikasi kuat bahwa proses pendidikan di IPDN telah berjalan secara optimal dan adil. Institusi ini berhasil menciptakan lingkungan yang memungkinkan setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi, untuk berkembang dan berprestasi.
Lebih lanjut, Mendagri berharap para Aparatur Sipil Negara (ASN) lulusan IPDN dapat bekerja secara profesional dan berintegritas tinggi. Mereka diharapkan mampu menjadi agen perubahan positif di pemerintahan, membawa semangat pelayanan publik yang prima.
Selain itu, Tito juga mendorong lulusan IPDN untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri. Pendidikan lanjutan di kampus internasional akan memperluas jaringan dan wawasan, serta memungkinkan mereka menyerap kultur kerja yang baik untuk kemudian diimplementasikan di Tanah Air. Hal ini diharapkan dapat memicu revolusi mental di kalangan ASN Indonesia.
Kisah Inspiratif Suwandi: Dari Penjual Bakso Menjadi Lulusan Terbaik
Suwandi, Pamong Praja Muda asal Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, berbagi kisahnya yang penuh perjuangan dalam menempuh pendidikan di IPDN. Ia mengakui bahwa proses seleksi masuk IPDN bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi ia harus menghadapi tantangan di tengah pandemi COVID-19.
“Waktu itu juga waktu COVID-19, tentunya banyak rintangan, banyak tantangan yang dihadapi. Namun tidak menyurutkan semangat saya untuk menjadi seorang Praja IPDN,” ungkap Suwandi. Kegigihan, doa, dan dukungan tak henti dari orang tuanya menjadi kunci keberhasilan Suwandi menempuh pendidikan di Lembah Manglayang.
Sebagai lulusan terbaik, Suwandi bertekad untuk menjalankan tugas pengabdiannya sebaik mungkin. Ia juga menyampaikan pesan inspiratif kepada generasi muda agar tidak pernah menyerah dalam meraih impian. Menurutnya, halangan bukanlah batasan, melainkan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kesuksesan.
Suwandi berharap agar dirinya dan rekan-rekan lulusan lainnya diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian di masa mendatang. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa Peluang IPDN memang terbuka lebar bagi siapa saja yang memiliki tekad dan semangat juang.