Anggota DPR Tekankan Pentingnya Nilai-Nilai Pancasila bagi Generasi Muda
Anggota DPR RI Esthon Foenay mendorong sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda NTT di tengah perubahan zaman untuk memperkuat jati diri bangsa.

Anggota DPR RI asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Esthon Foenay, menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda Indonesia. Hal ini disampaikannya usai membuka sosialisasi empat pilar kebangsaan di Aula Akademi Teknik Kejuruan (ATK) Kupang, Sabtu (12/4). Sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI kepada generasi muda di tengah dinamika zaman yang penuh tantangan.
Menurut Esthon Foenay, sosialisasi empat pilar kebangsaan sangat krusial bagi generasi muda. Kegiatan ini, menurutnya, mampu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai ideologi dan nilai-nilai konsensus nasional, sehingga generasi muda dapat berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosialisasi yang diikuti oleh kurang lebih 200 mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus ATK Kupang ini, merupakan sosialisasi empat pilar pertama yang dilakukan di NTT.
Esthon berharap, sosialisasi nilai-nilai Pancasila tidak hanya dilakukan oleh DPR/MPR, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk mimbar-mimbar agama seperti gereja dan masjid. Hal ini bertujuan untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari.
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di NTT
Sosialisasi empat pilar kebangsaan di ATK Kupang menghadirkan Dr. Deford Nasareno Lakapu dari Undana sebagai pemateri. Dalam paparannya, Dr. Lakapu memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam konteks pengamalan nilai-nilai Pancasila, mengacu pada TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Ia menyinggung beberapa tantangan tersebut, antara lain masih lemahnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama, serta munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit.
Selain itu, Dr. Lakapu juga menyoroti pengabaian kepentingan daerah dan munculnya fanatisme kedaerahan. Ia menambahkan bahwa kurangnya pemahaman dan penghargaan terhadap kebhinekaan dan kemajemukan juga menjadi tantangan yang perlu diatasi. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keteladanan dari para pemimpin dan tokoh bangsa, serta penegakan hukum yang optimal sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara lebih efektif kepada generasi muda di NTT. Dengan pemahaman yang kuat tentang Pancasila, diharapkan generasi muda dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter, berintegritas, dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman.
Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda NTT dapat lebih memahami dan menghayati nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini penting untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan kokoh, serta mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju dan berkembang sebagai negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Tantangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
- Lemahnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama.
- Munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit.
- Pengabaian kepentingan daerah dan fanatisme kedaerahan.
- Kurangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan.
- Kurangnya keteladanan pemimpin dan tokoh bangsa.
- Tidak optimalnya penegakan hukum.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda. Dengan demikian, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.