Anggota Komisi VI DPR Minta Maskapai Tambah Penerbangan ke Aceh Jelang Lebaran
H. Ghufran Zainal Abidin mendesak maskapai penerbangan menambah rute penerbangan ke Aceh untuk memudahkan masyarakat pulang kampung dan menekan harga tiket yang mencapai Rp10 juta menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 H.

Banda Aceh, 24 Maret 2025 - Jelang Lebaran Idul Fitri 1446 H, harga tiket pesawat rute Jakarta-Banda Aceh melambung tinggi hingga mencapai Rp10 juta. Hal ini mendorong Anggota Komisi VI DPR RI, H. Ghufran Zainal Abidin, untuk meminta maskapai penerbangan menambah jumlah penerbangan guna membantu masyarakat Aceh yang ingin pulang kampung berlebaran bersama keluarga. Permintaan ini disampaikan menyusul keluhan masyarakat terkait tingginya biaya perjalanan udara.
Anggota DPR asal Aceh ini mengungkapkan keprihatinannya melalui sambungan telepon dari Banda Aceh pada Senin. Menurutnya, harga tiket yang sangat tinggi tersebut memberatkan masyarakat, khususnya mereka yang ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Situasi ini juga berdampak pada sektor pariwisata, karena wisatawan yang ingin menikmati suasana Lebaran di Aceh juga terbebani dengan biaya perjalanan yang mahal.
Ghufran menekankan pentingnya peran maskapai penerbangan dalam menyediakan akses transportasi yang terjangkau bagi masyarakat. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah berupaya menurunkan tarif tiket pesawat untuk mudik Lebaran, dan langkah tersebut perlu ditindaklanjuti oleh maskapai dengan menambah frekuensi penerbangan. Dengan demikian, masyarakat dapat pulang kampung dengan harga yang lebih terjangkau.
Maskapai Diminta Akomodir Permintaan Masyarakat
Ghufran menjelaskan bahwa harga tiket pesawat Jakarta-Banda Aceh yang mencapai Rp10 juta merupakan harga tiket kelas bisnis. Harga tersebut jelas di luar jangkauan sebagian besar masyarakat Aceh. Oleh karena itu, ia mendesak maskapai, khususnya Garuda Indonesia, untuk menambah penerbangan guna mengakomodir permintaan masyarakat yang ingin mudik Lebaran. Ia juga meminta agar maskapai tidak memaksakan penjualan tiket kelas bisnis mengingat kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
Senada dengan pernyataan tersebut, General Manager Garuda Indonesia Wilayah Aceh, Nano Setiawan, menjelaskan bahwa tiket kelas ekonomi untuk rute Jakarta-Banda Aceh pada periode 23-31 Maret 2025 telah habis terjual. Tiket yang tersedia saat ini adalah tiket kelas bisnis dengan harga Rp10 juta untuk hari-hari tertentu. Ia menyarankan agar penumpang memesan tiket lebih awal untuk mendapatkan tiket kelas ekonomi, terutama menjelang libur Lebaran.
Nano Setiawan menambahkan bahwa untuk keberangkatan dari Aceh ke Jakarta pada periode 13-30 April 2025, Garuda Indonesia masih menyediakan tiket dengan harga mulai dari Rp1,7 juta. Terkait penambahan penerbangan, Garuda Indonesia akan memantau perkembangan situasi di lapangan. Jika pemesanan tiket untuk rute Jakarta-Aceh semakin penuh, maka akan dipertimbangkan untuk menambah frekuensi penerbangan.
Solusi Jangka Panjang dan Kolaborasi Pemerintah
Permasalahan tingginya harga tiket pesawat menjelang Lebaran ini bukan hanya masalah sesaat, tetapi juga menjadi tantangan yang perlu diatasi secara berkelanjutan. Pemerintah dan maskapai perlu berkolaborasi untuk mencari solusi jangka panjang yang dapat menjamin ketersediaan tiket pesawat dengan harga terjangkau bagi masyarakat, khususnya selama musim mudik Lebaran. Peningkatan infrastruktur dan regulasi yang mendukung perlu dikaji untuk memastikan aksesibilitas transportasi udara yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, transparansi harga tiket dan ketersediaan tempat duduk juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang akurat dan mudah diakses mengenai harga tiket pesawat dan jadwal penerbangan. Hal ini akan membantu masyarakat dalam merencanakan perjalanan mudik Lebaran dengan lebih baik dan menghindari pemborosan biaya.
Secara keseluruhan, dibutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah dan maskapai penerbangan untuk memastikan masyarakat dapat merayakan Lebaran bersama keluarga dengan nyaman dan terjangkau. Penambahan penerbangan dan pengaturan harga tiket yang lebih terkontrol menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan ini.
Ke depan, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pemesanan tiket dan strategi penetapan harga tiket pesawat agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Hal ini penting untuk menjamin keadilan dan aksesibilitas transportasi udara bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.