Antisipasi Dampak Kenaikan Tarif AS, Pemkot Mojokerto Fokus UMKM dan Pariwisata
Pemkot Mojokerto menyiapkan strategi untuk menghadapi dampak sosial ekonomi akibat kenaikan tarif impor AS, dengan fokus pada pengembangan UMKM dan sektor pariwisata.

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto bergerak cepat mengantisipasi dampak sosial ekonomi yang berpotensi ditimbulkan oleh kebijakan kenaikan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, mengungkapkan bahwa dampak ini perlu diwaspadai, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kota tersebut. Langkah-langkah strategis pun telah disiapkan untuk meminimalisir dampak negatif dan bahkan memanfaatkan situasi ini sebagai peluang untuk kemajuan Kota Mojokerto.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Mojokerto untuk menghadapi tantangan ini. Salah satu fokus utama adalah pengembangan sektor pariwisata, khususnya wisata sejarah dan budaya dengan tagline 'Spirit of Majapahit'. Strategi ini diyakini mampu menjadi penyeimbang sektor ekonomi yang terdampak kenaikan tarif impor, dengan menarik wisatawan mancanegara dan meningkatkan pendapatan daerah.
Pemkot Mojokerto menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian kota. Oleh karena itu, upaya peningkatan dan pembinaan UMKM menjadi prioritas utama. Wali Kota Ika Puspitasari menekankan pentingnya membangun ekosistem pariwisata terintegrasi yang melibatkan UMKM secara aktif. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan pendapatan para pelaku UMKM.
UMKM Hadapi Tantangan, Butuh Dukungan Pemerintah
Kenaikan tarif impor AS berdampak nyata pada pelaku UMKM di Kota Mojokerto. Zakaria, seorang pelaku UMKM alas kaki, mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak kebijakan tersebut. Ia berharap pemerintah memberikan bantuan serupa dengan subsidi yang diberikan pada masa pandemi COVID-19.
Senada dengan Zakaria, Sofia, pelaku UMKM batik, juga mengungkapkan kekhawatirannya. Bahan baku batik yang masih diimpor dari China membuat mereka rentan terhadap fluktuasi harga dan kebijakan impor. Ia berharap pemerintah memberikan kebijakan yang melindungi produk UMKM lokal.
Ketua Umum Dekranasda Kota Mojokerto, Supriyadi KS, memberikan imbauan kepada pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital. Ia menekankan pentingnya beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
Supriyadi menambahkan bahwa transformasi digital memiliki potensi besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Ia mendorong UMKM untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi usaha agar dapat bersaing di berbagai segmen pasar, termasuk pasar daring.
Pariwisata sebagai Penyeimbang Ekonomi
Pemkot Mojokerto melihat sektor pariwisata sebagai solusi untuk menghadapi dampak negatif kenaikan tarif impor AS. Dengan fokus pada wisata sejarah dan budaya, Kota Mojokerto berupaya menarik wisatawan mancanegara dan meningkatkan pendapatan daerah. Strategi ini diharapkan mampu menjadi penyeimbang sektor ekonomi yang terdampak.
Pemkot Mojokerto telah memiliki grand design untuk mengembangkan sektor pariwisata secara terintegrasi. UMKM akan dilibatkan secara aktif dalam ekosistem pariwisata ini, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing mereka. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sektor ekspor yang terdampak kebijakan impor AS.
Wali Kota Ika Puspitasari optimistis bahwa strategi ini akan membawa Kota Mojokerto menuju kemajuan. Ia menekankan pentingnya optimisme dan kerja keras dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan strategi yang tepat, Kota Mojokerto diharapkan mampu melewati masa sulit ini dan bahkan mencapai kemajuan yang lebih pesat.
Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk terus mendukung dan membina UMKM. Berbagai program pelatihan dan pendampingan akan diberikan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM. Transformasi digital juga akan terus didorong sebagai upaya untuk memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan UMKM.
Kesimpulan
Pemkot Mojokerto telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kenaikan tarif impor AS, dengan fokus pada pengembangan UMKM dan sektor pariwisata. Strategi ini diharapkan mampu meminimalisir dampak negatif dan bahkan menjadikan situasi ini sebagai peluang untuk kemajuan Kota Mojokerto.