Kemenpar Bidik Pasar Wisata Berkualitas untuk Tingkatkan Pendapatan Negara
Kementerian Pariwisata Indonesia tengah berupaya meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata dengan fokus pada wisata berkualitas tinggi, memanfaatkan tren wisata terkini seperti wisata gastronomi, bahari, dan wellness.

Jakarta, 11 Februari 2024 - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sedang gencar mempelajari tren wisata terkini untuk mendongkrak pendapatan negara. Pergeseran tren dari wisata massal menuju wisata berkualitas tinggi menjadi fokus utama. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa, dalam Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI di Bogor.
Mengubah Strategi Pariwisata: Dari Kuantitas ke Kualitas
"Sekarang kita dibebankan dengan target devisa yang lebih tinggi," jelas Rizki. "Spending (pengeluaran) wisatawan juga harus lebih tinggi. Artinya, wisatawan harus mengeluarkan lebih banyak uang, yang berarti mereka akan membeli lebih banyak barang dan jasa di Indonesia." Kemenpar menyadari perlunya adaptasi terhadap tren wisata global untuk menarik wisatawan yang bersedia menghabiskan lebih banyak dana selama berada di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemenpar telah mengidentifikasi beberapa sektor wisata yang menjanjikan. Sektor-sektor ini menawarkan potensi peningkatan pendapatan negara yang signifikan. Beberapa di antaranya adalah wisata kuliner (gastronomi), wisata bahari (marine), dan wisata kebugaran (wellness tourism).
Potensi Wisata yang Menjanjikan
Potensi pengembangan wisata bahari, misalnya, sangat besar. Hal ini meliputi pengembangan marina dan boating, serta industri kapal yacht yang sedang berkembang pesat di kawasan Asia. "Kita sedang mendorong pengembangan sektor ini," ujar Rizki. "Namun, masih ada beberapa regulasi yang tumpang tindih yang perlu diatasi."
Selain itu, Kemenpar juga melirik potensi wisata berbasis ilmu pengetahuan atau edutrip. Wisata ini menyasar minat spesifik, seperti wisata arsitektur Indonesia atau wisata wastra (kain tradisional Nusantara). "Ini adalah pasar baru yang bisa kita garap," kata Rizki. "Mungkin pasarnya niche, tetapi potensi spending-nya cukup besar."
Paket Wisata yang Menarik dan Inovatif
Dengan banyaknya target pasar baru ini, pemerintah dan asosiasi pariwisata perlu bekerja sama menciptakan paket wisata yang menarik dan mendukung pengalaman wisatawan. Paket-paket ini harus dirancang untuk memberikan nilai tambah dan pengalaman berkesan bagi wisatawan.
Strategi Pariwisata di Bulan Ramadhan
Menariknya, Kemenpar juga melihat peluang di bulan Ramadhan. Konsep hotel itikaf, misalnya, dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menjalankan ibadah sekaligus menikmati fasilitas hotel. "Saya pernah melihat contoh suksesnya di Sahid Hotel," kata Rizki. "Mereka menyelenggarakan acara itikaf, dan banyak orang menginap di hotel atau di ballroom-nya. Ini menghasilkan spending yang signifikan."
Efisiensi Anggaran dan Kolaborasi
Pemerintah juga tengah berupaya meningkatkan efisiensi anggaran melalui Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025. Surat tersebut menargetkan efisiensi sebesar Rp 306 triliun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Beberapa pos anggaran yang akan diefisiensikan antara lain belanja seremonial, publikasi, seminar, dan Focus Group Discussion (FGD).
Dengan adanya efisiensi anggaran ini, Kemenpar berharap dapat mengalokasikan dana yang lebih tepat sasaran untuk pengembangan pariwisata berkualitas. Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi pariwisata, dan stakeholder terkait sangat penting untuk menentukan target pasar, paket wisata, dan fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata.
Kesimpulannya, Kemenpar berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata dengan berfokus pada kualitas dan inovasi. Dengan mengidentifikasi tren wisata terkini dan mengembangkan paket wisata yang menarik, diharapkan sektor pariwisata Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.