Jelang Lebaran 2025, Pemerintah Siapkan Beragam Kebijakan untuk Dorong Perekonomian
Pemerintah siapkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional selama libur Lebaran 2025, termasuk insentif pajak, diskon tol, dan percepatan program kendaraan listrik.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional selama periode Hari Raya Idul Fitri 1447 H / 2025. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan permintaan dan penawaran guna mendukung pergerakan ekonomi selama libur Lebaran. Kebijakan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Senin di Jakarta.
Salah satu fokus utama adalah sektor pariwisata. Pemerintah memproyeksikan jumlah perjalanan wisata selama libur Lebaran mencapai 122,1 juta perjalanan. Untuk mendukung hal ini, berbagai program insentif dan diskon telah disiapkan.
Selain sektor pariwisata, pemerintah juga berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai program lainnya, termasuk insentif perpajakan dan program infrastruktur. Semua ini bertujuan untuk memastikan pergerakan ekonomi tetap positif selama periode libur Lebaran.
Insentif Pajak dan Diskon Transportasi
Pemerintah akan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) tambahan sebesar 6 persen untuk tiket transportasi. Selain itu, diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk perjalanan jarak jauh (Barrier Gate to Barrier Gate) akan diberikan pada beberapa ruas tol selama periode H-7 hingga H-4 Idulfitri, serta H+7 hingga H+8 Idulfitri. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan mendorong mobilitas selama libur Lebaran.
Pemerintah juga mempercepat program kendaraan bermotor listrik dengan memberikan bantuan sebesar Rp7 juta per unit motor. Program ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan kendaraan listrik dan mengurangi emisi karbon.
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja/buruh dan Bonus Hari Raya Keagamaan bagi pengemudi dan kurir pada layanan angkutan berbasis aplikasi juga menjadi bagian dari kebijakan pemerintah. THR dan bonus tersebut dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Program Belanja Nasional dan Monitoring Ekonomi Global
Pemerintah juga meluncurkan program belanja nasional, antara lain Friday Mubarak (28 Februari – 28 Maret 2025) dengan target transaksi Rp75-77 triliun, BINA Lebaran (14 – 30 Maret 2025) dengan target transaksi Rp30 triliun, dan kampanye belanja daring (online) Ramadhan di seluruh e-commerce. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di tengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, pemerintah juga terus memonitor dinamika ekonomi global. Meskipun sejumlah negara menghadapi risiko resesi, Indonesia dinilai tetap berada dalam posisi yang baik, dengan probabilitas resesi kurang dari 5 persen menurut data Bloomberg pada Februari 2025.
Airlangga Hartarto menekankan pentingnya komitmen dan sinergi dari semua pihak untuk terus membangun fundamental ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Kondisi Ekonomi Indonesia yang Positif
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mencapai 5,03 persen (yoy). Sejumlah provinsi menunjukkan pertumbuhan regional yang pesat, seperti Papua Barat (20,8 persen) dan Maluku Utara (13,73 persen), yang didukung oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.
Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan tren positif. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 126,4 pada Februari 2025, Indeks Pembelian Manufaktur (PMI Manufaktur) berada di zona ekspansi di level 53,6, dan Indonesia masih mengalami deflasi 0,48 persen (mtm) karena adanya program diskon tarif listrik, dengan komponen inti mengalami inflasi 0,25 persen (mtm).
Dengan berbagai kebijakan yang telah disiapkan dan kondisi ekonomi makro yang positif, pemerintah optimistis dapat menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dan setelah periode Lebaran 2025.