Pemerintah Siapkan Berbagai Kebijakan untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi Jelang Lebaran 2025
Pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjelang Lebaran 2025, termasuk insentif pajak, diskon tol, dan program belanja nasional.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjelang Lebaran 2025. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/3). Kebijakan ini mencakup berbagai program untuk meningkatkan permintaan dan penawaran guna menopang pergerakan ekonomi selama liburan Idul Fitri.
Salah satu fokus utama adalah sektor pariwisata. Pemerintah memprediksi akan ada sekitar 122,1 juta perjalanan selama periode liburan Idul Fitri tahun ini. Untuk mendukung sektor ini, berbagai program insentif telah disiapkan. Sebagai contoh, pemerintah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar enam persen untuk tiket transportasi. Selain itu, diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk perjalanan jarak jauh (Barrier Gate to Barrier Gate) juga diberikan di beberapa ruas tol pada periode H-7 hingga H-4 Lebaran, dan H+7 hingga H+8 Lebaran.
Langkah lain yang diambil pemerintah adalah memastikan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pekerja dan buruh, serta bonus hari raya bagi pengemudi dan kurir layanan transportasi berbasis aplikasi. THR ini harus dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum Idul Fitri. Sementara itu, THR untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah serta pensiunan harus dibayarkan dua minggu sebelum Idul Fitri. Pemerintah juga meluncurkan program belanja nasional, termasuk program "Jumat Mubarak" (28 Februari-28 Maret 2025) dengan target transaksi Rp75-77 triliun, program "BINA Lebaran" (14-30 Maret 2025) dengan target transaksi Rp30 triliun, dan kampanye belanja online Ramadan di seluruh platform e-commerce.
Stimulus Ekonomi dan Antisipasi Resesi Global
Pemerintah juga terus memantau dinamika ekonomi global, termasuk kebijakan ekonomi baru di Amerika Serikat seperti tarif. Meskipun beberapa negara menghadapi peningkatan risiko resesi, Airlangga Hartarto meyakinkan bahwa Indonesia tetap berada dalam posisi ekonomi yang menguntungkan. Berdasarkan data Bloomberg pada Februari 2025, probabilitas resesi Indonesia berada di bawah lima persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38 persen), Kanada (35 persen), dan Amerika Serikat (25 persen).
Airlangga Hartarto menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan daya saing ekonomi Indonesia melalui fondasi ekonomi nasional yang kuat, diversifikasi mitra dagang, dan penguatan hilirisasi. Ia juga menekankan perlunya komitmen dan sinergi dari semua pihak untuk membangun fundamental ekonomi yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan. "Kita dapat menjaga stabilitas dan daya saing melalui fondasi ekonomi nasional yang solid, diversifikasi mitra dagang, dan penguatan hilirisasi. Komitmen dan sinergi dari semua pihak dibutuhkan untuk membangun fundamental ekonomi yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan," ujarnya.
Sepanjang tahun 2024, ekonomi nasional menunjukkan ketahanan optimal, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,03 persen (yoy). Beberapa provinsi juga menunjukkan pertumbuhan regional yang pesat, seperti Papua Barat (20,8 persen) dan Maluku Utara (13,73 persen), yang didukung oleh pertumbuhan sektor manufaktur dan pertambangan.
Indikator Ekonomi Positif
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 berada di angka 126,4. Indeks Pengadaan Manufaktur berada di zona ekspansi pada angka 53,6. Indonesia juga masih mencatat deflasi sebesar 0,48 persen (mtm), terutama disebabkan oleh program diskon tarif listrik, dengan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,25 persen (mtm).
Secara keseluruhan, pemerintah optimis dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjelang dan selama periode Lebaran 2025. Berbagai kebijakan yang telah disiapkan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan masyarakat.