Sri Mulyani: Ekonomi RI Tumbuh 4,87 Persen di Tengah Ketidakpastian Global
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 persen di tengah tantangan global, didorong konsumsi rumah tangga dan peran APBN dalam menjaga stabilitas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 persen (year-on-year/yoy) pada tahun ini, sebuah angka yang cukup mengesankan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kinerja ekonomi nasional tetap tangguh, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan peran aktif APBN. Hal ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta pada Selasa.
Konsumsi rumah tangga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, meningkat sebesar 4,89 persen. Kenaikan ini didorong oleh libur tahun baru, serta periode Ramadhan dan Idul Fitri yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Pemerintah juga berperan signifikan melalui APBN, dengan memberikan berbagai insentif seperti THR, diskon tarif listrik dan tol, serta insentif pajak. Stabilitas harga pangan juga dijaga melalui suntikan dana kepada Bulog.
Meskipun investasi tumbuh terbatas sebesar 2,12 persen dan konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 1,38 persen, pertumbuhan ekonomi tetap positif. Sri Mulyani menjelaskan bahwa belanja pemerintah mengalami akselerasi pada akhir triwulan I, mendukung program prioritas masa transisi pemerintahan. Ekspor juga menunjukkan kinerja yang stabil, tumbuh sebesar 6,78 persen.
Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan Menjadi Penopang Utama
Pertumbuhan sektor pertanian mencapai 10,52 persen, didorong oleh momen Ramadhan, peningkatan distribusi pupuk bersubsidi, dan peningkatan produksi beras nasional hingga 60 persen (yoy). Data Rice Outlook April 2025 bahkan memproyeksikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN pada musim tanam 2024/2025, dengan produksi diperkirakan mencapai 34,6 juta ton.
Sektor industri pengolahan juga mencatatkan pertumbuhan yang stabil sebesar 4,55 persen. Pertumbuhan positif juga terlihat pada sektor perdagangan (5,03 persen), transportasi dan pergudangan (9,01 persen), serta akomodasi dan makanan minuman (5,75 persen). Kinerja positif ini menunjukkan ketahanan berbagai sektor ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global.
"Di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien," kata Sri Mulyani.
Dampak Positif terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi juga berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Angka pengangguran turun dari 4,82 persen pada tahun 2024 menjadi 4,76 persen tahun ini, dengan penambahan lapangan kerja sebanyak 3,59 juta orang. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran.
Meskipun demikian, Sri Mulyani mengakui bahwa dinamika ekonomi global masih menantang. Pemerintah pun menerapkan berbagai strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi, antara lain deregulasi untuk mengatasi hambatan perdagangan dan investasi, pembentukan satgas ketenagakerjaan, mitigasi risiko, perlindungan dunia usaha, dan upaya menjaga daya beli masyarakat.
Strategi Pemerintah untuk Ke Depan
Pemerintah juga fokus pada percepatan realisasi penyerapan anggaran dengan merekonstruksi belanja negara agar lebih produktif. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan diperluas, dan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan ditambah. "Optimisme terus dijaga, didukung komitmen pemerintah dengan memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan," tegas Sri Mulyani.
Di tingkat internasional, pemerintah aktif melakukan negosiasi bilateral dan mendorong kerja sama multilateral untuk menghadapi tantangan geopolitik. Partisipasi aktif dalam berbagai forum internasional seperti Spring Meeting, Pertemuan G20, Sidang Tahunan ADB, dan Pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors' Meeting menjadi bukti komitmen tersebut. Upaya pemetaan produk unggulan untuk pasar ASEAN+3, Uni Eropa, dan BRICS juga dilakukan untuk membuka pasar ekspor baru.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 4,87 persen menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi kunci keberhasilan ini. Strategi yang terarah dan kolaborasi internasional akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ekonomi global di masa mendatang.