Ekonomi RI Tunjukkan Ketahanan di Tengah Perlambatan Global: Pertumbuhan 4,87 Persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 mencapai 4,87 persen yoy, menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi global dan menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 4,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia yang signifikan di tengah perlambatan ekonomi global. Pencapaian ini terjadi meskipun negara-negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Jerman, mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87 persen merupakan pencapaian yang sangat baik. Hal ini terjadi di tengah tekanan pertumbuhan ekonomi global yang cukup besar. "Pencapaian pertumbuhan ini adalah sangat baik, di tengah adanya tekanan pertumbuhan ekonomi global, di mana sebagian besar negara partner dagang Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi, seperti Amerika Serikat yang telah tumbuh negatif sebesar 0,3 persen dan Jerman yang tumbuh hanya 0,2 persen yoy," ujar Fakhrul di Jakarta, Senin.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, dengan pertumbuhan sebesar 4,89 persen. Sektor ekspor juga memberikan kontribusi positif dengan pertumbuhan sebesar 6,78 persen. Meskipun belanja pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen akibat normalisasi fiskal pasca Pemilu 2024, pertumbuhan ekonomi tetap menunjukkan kinerja yang positif.
Pertumbuhan Sektoral dan Kebijakan Pemerintah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat ditopang oleh beberapa sektor unggulan. Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan paling pesat, mencapai 10,52 persen, dan berkontribusi sebesar 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh panen raya dan kebijakan pemerintah di bidang ketahanan pangan. "Kekuatan sektor ini, sangat penting untuk Indonesia di tengah gejolak global yang terjadi. Ke depannya, kebijakan seperti Makan Bergizi Gratis akan menjadi pendorong penting untuk sektor pertanian," kata Fakhrul.
Sektor manufaktur juga tumbuh kuat sebesar 4,55 persen yoy, berkontribusi 0,93 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor perdagangan juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 5,03 persen yoy dan kontribusi 0,66 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor infokom juga tumbuh signifikan, mencapai 7,72 persen yoy, dan berkontribusi 0,53 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Fakhrul menekankan pentingnya keberlanjutan kebijakan fiskal pasca Pemilu. "Ini juga melambangkan setelah tahun pemilu berhasil dengan gemilang, pemerintah kembali pada kesinambungan kebijakan fiskal. Perlahan tapi pasti, mesin ekonomi masyarakat dan sektor swasta akan berputar kembali," ujarnya. Ia juga mendorong pemerintah untuk memanfaatkan momentum ini untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi ke depan.
Tantangan Global dan Agenda Penting Pemerintah
Meskipun menunjukkan ketahanan yang kuat, Indonesia tetap menghadapi tantangan global seperti perang dagang dan perlambatan ekonomi dunia. Oleh karena itu, peningkatan daya tahan ekonomi nasional, baik di sektor riil maupun keuangan, menjadi agenda penting bagi pemerintah. Implementasi belanja pemerintah dan program strategis nasional di kuartal selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi bantalan terhadap gejolak ekonomi global dan perang dagang.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 menunjukkan ketahanan ekonomi yang mengesankan di tengah kondisi ekonomi global yang menantang. Konsumsi rumah tangga yang kuat, pertumbuhan sektor ekspor, dan kinerja positif sektor-sektor unggulan menjadi faktor kunci di balik pencapaian ini. Ke depan, keberlanjutan kebijakan fiskal dan implementasi program strategis nasional akan menjadi penentu penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.