Program Lebaran 2025: Airlangga Optimistis Dorong Ekonomi dan Daya Beli
Menteri Airlangga optimistis program Lebaran 2025 akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat lewat berbagai stimulus ekonomi, termasuk insentif ritel dan belanja online.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan optimismenya terkait dampak positif program-program pemerintah yang diluncurkan dalam momentum Lebaran 2025 terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Pernyataan ini disampaikan usai mendampingi Presiden bertemu rektor perguruan tinggi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis malam (13/3), menanggapi kekhawatiran mengenai kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada dua bulan pertama tahun 2025. Airlangga berharap program-program Lebaran akan mendorong konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, serta menunjang kinerja ekspor nasional. Ia juga menjelaskan bahwa kondisi APBN Januari-Februari 2025, sebagaimana telah dijelaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani, masih dalam tahap perkembangan awal.
Pemerintah akan meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan daya beli masyarakat, terutama melalui sektor ritel dan belanja online. Airlangga menyebutkan, "Besok kita luncurkan di ritel, belanja online juga. Dengan keluarnya tunjangan hari raya dan bonus hari raya, diharapkan daya beli bisa terdongkrak." Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan aktivitas ekonomi selama periode Lebaran. Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat sebesar 13-14 persen dan diskon tarif tol hingga 10 persen pada hari-hari tertentu untuk merangsang aktivitas ekonomi.
Terkait target pertumbuhan ekonomi, Airlangga tetap optimistis bahwa Indonesia akan berada dalam kisaran yang telah ditetapkan. Ia menyatakan, "Masih dalam range, masih optimistis. Defisit juga masih di angka 3%, dan rasio utang di bawah 40%." Ia membandingkan kondisi Indonesia dengan negara lain, menekankan bahwa Indonesia masih dalam posisi yang lebih baik. "Singapura saja 170%, Jepang juga tinggi. Itu tergantung penggunaan, tapi kita tetap optimistis," ujarnya. Dengan berbagai stimulus ekonomi selama Lebaran, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Stimulus Ekonomi Lebaran 2025: Ritel, Online, dan Infrastruktur
Pemerintah Indonesia tengah gencar mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat melalui berbagai program stimulus yang dijadwalkan bertepatan dengan periode Lebaran 2025. Salah satu fokus utama adalah peningkatan transaksi di sektor ritel dan belanja online. Program ini diharapkan dapat menyerap daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus. Pemerintah optimistis langkah ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perputaran uang di dalam negeri.
Selain sektor ritel dan online, pemerintah juga memberikan insentif di sektor infrastruktur. Penurunan harga tiket pesawat dan diskon tarif tol diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan mendorong aktivitas pariwisata dan perdagangan antar daerah. Langkah ini juga bertujuan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, sehingga dapat menunjang kelancaran aktivitas ekonomi selama periode Lebaran.
Pemerintah menyadari pentingnya menjaga stabilitas ekonomi makro di tengah berbagai tantangan global. Oleh karena itu, berbagai program stimulus ekonomi dirancang dengan cermat untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutannya. Pemerintah juga terus memantau perkembangan APBN dan melakukan penyesuaian kebijakan jika diperlukan.
Kondisi APBN dan Optimisme Pemerintah
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya telah menyampaikan laporan APBN per 28 Februari 2025, yang mencatat defisit Rp31,2 triliun atau 0,13% dari PDB. Defisit ini masih berada dalam target APBN 2025 sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53% dari PDB. Pendapatan negara mencapai Rp316,9 triliun (10,5% dari target), dengan penerimaan pajak Rp240,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp76,4 triliun. Belanja negara mencapai Rp348,1 triliun (9,6% dari target), terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp211,5 triliun dan transfer ke daerah Rp136,6 triliun.
Meskipun terdapat defisit, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp220,1 triliun atau 35,7% dari target. Menteri Sri Mulyani menjelaskan hal ini disebabkan oleh strategi front loading dalam penarikan pembiayaan di awal tahun. Keseimbangan primer tercatat surplus Rp48,1 triliun, menunjukkan kemampuan negara dalam mengelola utang. Laporan APBN disampaikan setelah penundaan sebulan untuk memastikan akurasi data dan menghindari kesalahpahaman.
Pemerintah tetap optimistis dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Berbagai program stimulus, termasuk program Lebaran 2025, dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah juga terus memantau perkembangan ekonomi dan melakukan penyesuaian kebijakan jika diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program-program yang diluncurkan, baik di sektor ritel dan online maupun infrastruktur, diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat selama dan setelah periode Lebaran 2025.