Target Transaksi BINA Diskon Lebaran 2025 Tembus Rp36,3 Triliun
Menteri Airlangga optimistis transaksi Program Belanja Indonesia Aja (BINA) Diskon Lebaran 2025 akan mencapai Rp36,3 triliun, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.

Jakarta, 14 Maret 2025 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan transaksi Program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Diskon Lebaran 2025 mencapai angka fantastis, yakni Rp36,3 triliun. Program diskon belanja nasional ini akan berlangsung selama periode 14 hingga 30 Maret 2025, melibatkan 402 pusat perbelanjaan, stasiun, bandara, dan 80 ribu ritel di seluruh Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong daya beli masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri, sekaligus memperkuat resiliensi ekonomi domestik dan menarik wisatawan mancanegara.
Airlangga menyampaikan optimismenya dalam acara Opening Ceremony BINA Diskon Lebaran 2025 di Jakarta, Jumat lalu. "Jadi kita berharap program ini yang diikuti oleh 402 pusat perbelanjaan, juga stasiun dan bandara dan 80 ribu ritel," kata Airlangga. Program ini menawarkan diskon hingga 70 persen, sebuah insentif yang diharapkan dapat merangsang aktivitas belanja masyarakat.
Pemerintah berharap BINA Diskon Lebaran 2025 tidak hanya meningkatkan transaksi ritel, tetapi juga berkontribusi pada sektor pariwisata. Airlangga menambahkan, "Ini diharapkan ini bisa mendorong masyarakat untuk terus belanja. Dan saya berharap bahwa Indonesia punya resiliensi karena kita punya kemampuan di dalam negeri (pasar domestik). Dan tentu agenda belanja di dalam negeri kalau bisa juga menjadi tujuan pariwisata internasional." Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi program diskon serupa di masa mendatang.
Dorongan Daya Beli dan Program Diskon Lanjutan
Pemerintah tidak hanya fokus pada BINA Diskon Lebaran 2025. Dua program diskon tambahan telah disiapkan, yang pertama bertema back to school pada akhir kuartal II 2025, dan yang kedua bertema HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus pada awal kuartal III 2025. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mendorong daya beli masyarakat sepanjang tahun.
Airlangga menjelaskan alasan di balik peluncuran program diskon di kuartal II dan III. "Tentu kita ketahui, semakin panjang periode antara lebaran dan natal sehingga di tengah agak kosong, oleh karena itu program BINA di kuartal II atau awal kuartal III itu penting. Tadi saya bicara antara lain (kuartal II) mungkin back to school, di kuartal III mungkin 17 Agustus," terangnya. Strategi ini bertujuan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan meratakan dampak positif program diskon.
BINA Diskon 2024 sebelumnya telah sukses digelar pada 20 hingga 29 Desember 2024, mencatatkan transaksi mencapai Rp25,4 triliun. Angka ini meningkat 15 persen dibandingkan tahun 2023 (Rp22 triliun), melampaui target 10 persen. Keberhasilan ini menjadi modal berharga untuk mencapai target yang lebih tinggi pada BINA Diskon Lebaran 2025.
APPBI Optimistis BINA Diskon Lebaran 2025
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyambut positif penyelenggaraan BINA Diskon Lebaran 2025. Ia menilai program ini sebagai momentum tepat untuk mendorong aktivitas belanja masyarakat. Diskon hingga 70 persen diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berbelanja, sehingga roda perekonomian dapat terus berputar.
Alphonzus memprediksi puncak penjualan akan terjadi pada minggu-minggu menjelang Lebaran. "Jadi diharapkan minggu ini mulai besok akan terjadi puncak penjualan sampai dengan nanti minggu depan. Karena setelah itu masyarakat akan mulai sibuk dengan mudik. Jadi saya kira ini momen yang kita harapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi masyarakat untuk bisa berbelanja," ucapnya. Hal ini menunjukkan optimisme sektor ritel terhadap dampak positif program BINA Diskon Lebaran 2025.
Secara keseluruhan, BINA Diskon Lebaran 2025 diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, mendorong daya beli masyarakat, dan memperkuat daya saing ekonomi nasional. Target transaksi Rp36,3 triliun menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk bekerja sama dalam mensukseskan program ini.