Bahaya Brucellosis: Infeksi dari Ternak yang Bisa Menyerang Manusia
Bakteri Brucella pada ternak dapat menginfeksi manusia melalui konsumsi susu atau daging yang terkontaminasi, meskipun gejalanya pada manusia umumnya ringan, namun tetap perlu diwaspadai.

Bandung, 14 Maret 2024 (ANTARA) - Bakteri Brucella, penyebab penyakit Brucellosis pada ternak pemamah biak, dapat menginfeksi manusia. Penularan terjadi melalui konsumsi daging atau, yang lebih berbahaya, susu dari ternak yang terinfeksi. Meskipun konsumsi daging ternak yang terpapar Brucella tidak selalu berbahaya, menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Kesmavet Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, drh. Suprijanto, konsumsi susu dari hewan ternak, terutama sapi, berisiko tinggi menyebabkan infeksi.
"Justru yang berbahaya itu kalau meminum susu dari hewan ternak. Terutama sapi ya itu bisa menginfeksi," jelas Suprijanto dalam wawancara dengan ANTARA di Bandung.
Untungnya, pada manusia, bakteri Brucella umumnya menimbulkan gejala ringan. Gejala yang muncul biasanya hanya sakit kepala dan penurunan produktivitas selama satu hingga tiga hari. Berbeda dengan hewan ternak yang dapat mengalami keguguran akibat infeksi ini.
Penularan Brucellosis dan Gejalanya
Bakteri Brucella menyerang berbagai hewan ruminansia, termasuk sapi, kambing, domba, babi, dan beberapa hewan lainnya. Penularan kepada manusia tidak hanya melalui konsumsi produk ternak mentah atau setengah matang seperti susu dan daging. Kontak langsung dengan darah, sperma, atau cairan tubuh hewan terinfeksi, terutama melalui luka terbuka, juga dapat menyebabkan infeksi.
Meskipun jarang, penularan antar manusia juga dapat terjadi, terutama dari ibu hamil atau menyusui kepada bayinya. Penularan melalui hubungan seksual dan transfusi darah juga mungkin terjadi, meskipun kasusnya sangat terbatas. Gejala Brucellosis pada manusia beragam, mulai dari yang mirip flu seperti demam, batuk, dan nyeri otot, hingga gejala kronis seperti demam berulang dan pembengkakan organ.
Gejala brucellosis dapat muncul dalam hitungan hari atau bulan setelah infeksi. Gejala tersebut dapat menyerupai gejala flu, antara lain demam, batuk, menggigil, kelelahan, sakit perut, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot dan sendi, penurunan berat badan, hilang nafsu makan, dan berkeringat di malam hari. Gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau bulan, tetapi dapat juga kambuh. Pada beberapa kasus, gejala dapat berlangsung selama bertahun-tahun (kronis), meskipun telah diobati. Gejala kronis yang mungkin terjadi termasuk demam berulang, nyeri sendi, pembengkakan buah zakar, kelelahan, depresi, dan pembengkakan hati atau limpa.
Pencegahan Brucellosis
Untuk mencegah infeksi Brucella, penting untuk mengonsumsi produk hewani yang telah dimasak dengan benar. Pastikan susu dan produk olahan susu telah dipasteurisasi. Hindari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan hewan yang mencurigakan. Praktik kebersihan yang baik juga sangat penting untuk mencegah penularan.
Meskipun gejala pada manusia umumnya ringan, Brucellosis tetap merupakan penyakit yang perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan setelah mengonsumsi produk hewani atau kontak dengan hewan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulannya, kesadaran akan risiko penularan Brucellosis dari ternak kepada manusia sangat penting. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala, kita dapat meminimalisir risiko infeksi bakteri Brucella.