Bamsoet Apresiasi Langkah Presiden Prabowo Konsolidasi Ekonomi demi Kemandirian Indonesia
Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai konsolidasi ekonomi melalui Danantara sebagai langkah tepat Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi ketidakpastian global dan memperkuat kemandirian Indonesia.

Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), memberikan apresiasi terhadap langkah Presiden Prabowo Subianto dalam mengonsolidasikan kekuatan ekonomi nasional melalui Danantara. Ia melihat hal ini sebagai upaya nyata untuk meningkatkan kemandirian Indonesia di tengah ketidakpastian global yang semakin kompleks. Perkembangan Danantara, menurut Bamsoet, menjadi bukti konsistensi Presiden dalam mewujudkan visi tersebut.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Bamsoet menekankan pentingnya memperkuat kemandirian bangsa di tengah perubahan tatanan dunia yang penuh tantangan. Ia menyatakan bahwa upaya ini membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Konsolidasi ekonomi, khususnya melalui Danantara, dinilai sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Bamsoet menjelaskan bahwa forum konsolidasi Danantara merupakan kelanjutan dari upaya Presiden Prabowo dalam menghimpun potensi ekonomi nasional. Dengan Danantara sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, diharapkan Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan global dan memperkuat posisinya di kancah internasional. Langkah ini, menurutnya, menunjukkan komitmen Presiden dalam mengeskalasi potensi kemandirian Indonesia.
Konsolidasi Danantara dan Kekuatan Ekonomi Nasional
Bamsoet menanggapi positif progres konsolidasi Danantara dan pengarahan Presiden kepada direksi BUMN dalam townhall meeting di JCC, Jakarta, Senin (28/4). Ia menjelaskan bahwa konsolidasi Danantara per Maret 2025 telah membentuk kekuatan yang mencakup 844 BUMN dengan nilai mencapai 982 miliar dolar AS atau sekitar Rp16.508 triliun (kurs Rp16.810 per dolar AS).
Potensi ini, menurut Bamsoet, merupakan kekuatan riil dari sebagian ekonomi nasional. Nilai ini akan semakin meningkat jika dikombinasikan dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia seperti nikel, tembaga, batu bara, dan emas yang dibutuhkan pasar global. Hal ini menunjukkan potensi besar Indonesia dalam meningkatkan perekonomiannya.
Bamsoet menambahkan bahwa pembentukan Danantara merupakan strategi Presiden Prabowo dalam merespons perubahan tatanan dunia yang ditandai dengan ketidakpastian yang berkepanjangan. Sebagai contoh, ia menyinggung bubarnya NAFTA akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang berubah-ubah. Kondisi ini menunjukkan perlunya Indonesia untuk lebih mandiri secara ekonomi.
Dampak Perubahan Tatanan Dunia dan Pentingnya Kemandirian
Bamsoet menjelaskan bahwa perubahan tatanan dunia berdampak pada perubahan pola dan arus investasi global. Uni Eropa, misalnya, tengah berfokus pada investasi di sektor pertahanan. Kondisi ini menuntut Indonesia untuk meningkatkan kemandirian di berbagai sektor ekonomi.
Oleh karena itu, menurut Bamsoet, pendirian Danantara sebagai badan pengelola investasi (BPI) merupakan langkah tepat. Melalui konsolidasi berkelanjutan, Danantara diharapkan mampu memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia untuk kesejahteraan rakyat. Diharapkan pula, pengelolaan sumber daya alam ini akan menciptakan lapangan kerja baru.
Bamsoet menegaskan bahwa konsolidasi Danantara merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kemandirian Indonesia. Ia berharap langkah ini akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik dan sejahtera.
Dengan mengelola potensi sumber daya alam dan BUMN secara terintegrasi, Danantara diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Ketika sebagian potensi kekuatan ekonomi nasional itu perlu diwadahkan dalam Danantara, itu adalah strategi dan kebijakan Presiden Prabowo menanggapi perubahan tatanan dunia yang ditandai dengan berlarut-larutnya ketidakpastian. Tatanan dunia praktis telah berubah, sehingga NAFTA (Perjanjian Perdagagan Bebas Amerika Utara) bubar dengan sendirinya karena Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor semaunya sendiri," kata Bamsoet.
Melalui konsolidasi yang berkelanjutan, Danantara diharapkan dapat memaksimalkan nilai tambah semua sumber daya alam Indonesia untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari pengelolaan semua potensi SDA itu diharapkan akan tercipta banyak lapangan kerja,’’ tutur Bamsoet.