Banjir Jakarta Barat: 43 RT Terendam, SDA Kerahkan Ratusan Pompa
Suku Dinas SDA Jakarta Barat mengerahkan ratusan pompa untuk mengatasi genangan di 43 RT akibat hujan ekstrem pada Rabu, 29 Januari 2024, meskipun beberapa lokasi masih terendam karena luapan air sungai.

Hujan ekstrem yang mengguyur Jakarta Barat pada Rabu, 29 Januari 2024, menyebabkan genangan air di 43 RT. Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat langsung bergerak cepat dengan mengerahkan sejumlah pompa untuk mengatasi masalah ini. Kasudin SDA Jakbar, Purwanti Suryandari, menyatakan timnya telah mengerahkan pompa mobile dan pompa-pompa lainnya ke lokasi terdampak.
Langkah cepat ini dilakukan untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi. Namun, upaya tersebut menghadapi kendala. Beberapa titik banjir sulit diatasi hanya dengan pompa mobile karena air sungai atau kali sudah meluap, melewati kapasitas tanggul. Purwanti menjelaskan, "Ada beberapa lokasi yang kemarin belum bisa dipompa karena air kalinya sudah limpas (keluar tanggul)."
Penyebab utama genangan ini adalah intensitas hujan yang sangat tinggi dalam durasi singkat. Sistem drainase di Jakarta Barat kewalahan menghadapi curah hujan yang begitu deras. Purwanti menjelaskan, "Kemarin hujan memang sangat deras yang terjadi dalam durasi singkat. Jadi saluran-saluran kita enggak bisa menampung curah hujan seperti itu."
Tidak hanya mengerahkan pompa, Sudin SDA Jakbar juga melakukan perawatan dan pemeliharaan secara intensif. Petugas terus membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saringan pompa agar kinerja pompa tetap optimal. Purwanti menambahkan, "Satgas dan operator Sudin SDA sejak semalam terus bekerja antara lain membersihkan sampah-sampah di saringan menuju pompa dan memastikan pompa dapat beroperasi semua."
Untuk menghadapi potensi banjir, Sudin SDA Jakarta Barat telah menyiapkan sejumlah besar pompa. Total 148 pompa stasioner, 70 pompa mobile, dan 50 pompa apung disiagakan dan dinyatakan berfungsi penuh. Ini menunjukkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana alam seperti banjir.
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sistem drainase yang efektif dan responsif. Hujan ekstrem dengan durasi singkat dapat mengakibatkan genangan dan banjir, terutama di daerah dengan sistem drainase yang kurang memadai. Perbaikan infrastruktur dan sistem peringatan dini menjadi kunci untuk meminimalkan dampak banjir di masa mendatang.
Ke depannya, upaya kolaboratif antara pemerintah, warga, dan pihak terkait sangat penting. Masyarakat dapat berkontribusi dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari membuang sampah sembarangan, dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang. Sementara itu, pemerintah perlu terus meningkatkan infrastruktur drainase dan sistem pengelolaan air agar lebih tangguh terhadap cuaca ekstrem.