Bantahan Polisi: Palembang Bukan Kota Termacet Kedelapan di Asia Tenggara
Kasatlantas Polrestabes Palembang membantah hasil survei TomTom yang menempatkan Palembang sebagai kota termacet kedelapan di Asia Tenggara, menekankan perbaikan infrastruktur dan rekayasa lalu lintas sebagai faktor pendorong.
Kasatlantas Polrestabes Palembang, AKBP Yenny Diarti, membantah hasil survei TomTom Traffic Index tahun 2024 yang menempatkan Palembang sebagai kota termacet kedelapan di Asia Tenggara. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh AKBP Yenny Diarti di Palembang pada Senin, 3 Februari.
AKBP Yenny menjelaskan bahwa kondisi lalu lintas di Palembang telah membaik berkat pembangunan infrastruktur dan berbagai rekayasa lalu lintas yang diterapkan. Ia menyebut survei yang beredar di media sosial, yang menyatakan Palembang mengalami kemacetan rata-rata 27 menit 55 detik, mengesampingkan upaya-upaya perbaikan yang telah dilakukan.
Beberapa rekayasa lalu lintas yang disebut AKBP Yenny berhasil mengurangi kemacetan di titik-titik krusial. Misalnya, di sekitar Jalan Kolonel Haji Burlian, Pasar KM 5, dan Jalan Angkatan 66, pembangunan flyover telah memberikan dampak positif.
Namun, AKBP Yenny mengakui masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keberadaan sekolah-sekolah di pinggir jalan raya tanpa fasilitas kantong parkir. Hal ini sering menyebabkan penumpukan kendaraan, terutama pada jam sibuk saat siswa berangkat dan pulang sekolah.
Keberadaan sekolah-sekolah di pinggir jalan tanpa fasilitas parkir menjadi perhatian khusus bagi pihak kepolisian. Kondisi ini kerap memicu kemacetan di bahu jalan, terutama di jam-jam sibuk. Untuk mengurai hal tersebut, petugas kepolisian ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan untuk mengendalikan arus lalu lintas.
Meskipun demikian, pihak kepolisian terus berupaya mengatasi kemacetan dengan menempatkan personel di titik-titik rawan kemacetan untuk mengurai penumpukan kendaraan. Pihak kepolisian berkomitmen untuk terus meningkatkan manajemen lalu lintas di Kota Palembang.
Kesimpulannya, Polisi Palembang membantah klaim survei TomTom terkait kemacetan. Mereka menekankan perbaikan infrastruktur dan upaya rekayasa lalu lintas sebagai bukti peningkatan kondisi lalu lintas di kota tersebut, meskipun mengakui masih ada tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait keberadaan sekolah di pinggir jalan raya.