Bill Gates Bahas Energi Nuklir dan Tantangannya dengan Hashim di Istana Merdeka
Bill Gates, dalam pertemuan di Istana Merdeka, membahas pengembangan energi nuklir melalui TerraPower dengan Hashim Djojohadikusumo, menyoroti tantangan teknologi dan biaya, serta rencana membangun 20 reaktor generasi keempat.

Jakarta, 7 Mei 2024 - Pertemuan antara pendiri Microsoft, Bill Gates, dan Hashim Djojohadikusumo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu lalu, menghasilkan diskusi menarik seputar energi nuklir dan pembangunan berkelanjutan. Pertemuan yang difasilitasi Presiden Prabowo Subianto ini juga dihadiri sejumlah konglomerat Indonesia. Bill Gates menjelaskan secara rinci investasi dan tantangan dalam pengembangan energi nuklir, khususnya melalui perusahaan miliknya, TerraPower.
Pertanyaan Hashim Djojohadikusumo mengenai peran energi nuklir dalam pembangunan menjadi pembuka diskusi. Bill Gates, sebagai respons, memaparkan komitmen TerraPower dalam pengembangan reaktor nuklir generasi keempat. Ia menekankan pentingnya energi nuklir sebagai solusi bagi negara-negara yang membutuhkan sumber energi murah dan andal. Pertemuan ini menjadi kesempatan langka bagi para pengusaha Indonesia untuk berdiskusi langsung dengan salah satu tokoh teknologi dan filantropi dunia.
Diskusi tersebut menyoroti peran penting inovasi teknologi dalam mengatasi permasalahan energi global. Bill Gates juga menekankan perlunya solusi inovatif untuk menurunkan emisi karbon dan mencapai target nol emisi. Kehadiran Bill Gates di Indonesia memberikan perspektif global dalam upaya mencari solusi energi berkelanjutan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya.
Investasi Bill Gates di Sektor Nuklir
Menjawab pertanyaan Hashim, Bill Gates menjelaskan keterlibatannya dalam pengembangan energi nuklir melalui TerraPower, perusahaan yang didirikannya pada tahun 2006. TerraPower fokus pada pengembangan reaktor nuklir generasi keempat yang lebih aman dan efisien. "Kami sedang membangun reaktor pertama kami di Amerika Serikat. Ada banyak negara yang benar-benar membutuhkan energi nuklir. Oleh karena itu, kami harus membuatnya murah, dan kami harus menunjukkan bahwa desain baru ini sangat aman," jelas Bill Gates.
Ia mengakui tantangan yang dihadapi, termasuk kompleksitas teknologi dan biaya yang tinggi. Namun, Bill Gates tetap optimistis. Menurutnya, investasi dalam teknologi nuklir generasi keempat merupakan langkah penting untuk menyediakan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan bagi negara-negara berkembang. Hal ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim.
Bill Gates juga menjelaskan alasan di balik pendirian TerraPower, yaitu kebutuhan akan sumber listrik murah untuk membantu negara berkembang dan komitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga nol. "Saya juga mendapatkan wawasan mengenai dampak perubahan iklim, yang salah satu misinya bagaimana kita harus menurunkan tingkat emisi sampai nol. Saya pun berbicara dengan teman-teman mengenai hal ini, bisakah kita membuat energi nuklir ini terjangkau?" ujarnya.
Rencana Pembangunan 20 Reaktor Nuklir
Ambisius, Bill Gates mengungkapkan rencana TerraPower untuk membangun 20 reaktor nuklir generasi keempat. Ia berharap dengan membangun dalam skala besar, biaya produksi dapat ditekan sehingga energi nuklir menjadi lebih terjangkau. "Kami berharap saat membangun 20 reaktor ini biayanya bisa sangat rendah," katanya.
Proyek ini melibatkan kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan Korea Selatan, seperti Hyundai dan SK Group. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan dan pengoperasian reaktor. Target operasional reaktor pertama diproyeksikan pada tahun 2030, dengan kapasitas pembangkit listrik hingga 30 gigawatt dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun.
Kunjungan Bill Gates ke Indonesia dan pertemuannya dengan para konglomerat Indonesia menunjukkan komitmen global dalam mengatasi tantangan energi dan perubahan iklim. Kerjasama antar negara dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan energi terbarukan dan berkelanjutan.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah konglomerat Indonesia lainnya, termasuk Chairul Tanjung, Haji Abdul Rasyid, Garibaldi Thohir, Prajogo Pangestu, Arsjad Rasjid, Tomy Winata, James Riady, Anthony Salim, Dato’ Sri Tahir, dan Haji Isam. Presiden Prabowo Subianto memfasilitasi sesi tanya jawab antara para pengusaha dengan Bill Gates, menciptakan peluang berharga untuk bertukar pikiran dan ide-ide inovatif.
Kesimpulannya, diskusi antara Bill Gates dan Hashim Djojohadikusumo di Istana Merdeka memberikan gambaran komprehensif tentang tantangan dan peluang dalam pengembangan energi nuklir. Komitmen Bill Gates melalui TerraPower untuk membangun reaktor generasi keempat menandakan langkah signifikan dalam upaya mencari solusi energi berkelanjutan bagi masa depan.