Bisnis Kuliner Dorong Pertumbuhan Industri Alat Dapur di Indonesia
Pertumbuhan pesat bisnis kuliner di Indonesia meningkatkan persaingan industri alat dapur, mendorong produsen lokal dan internasional untuk berinovasi dan memperebutkan pasar dalam negeri.
Pertumbuhan bisnis kuliner di Indonesia ternyata berdampak signifikan pada industri alat dapur. Persaingan di sektor ini semakin ketat, bahkan melibatkan pemain besar dari Jepang dan China yang sama-sama mengincar pasar Indonesia. Hal ini terlihat jelas dari meningkatnya kebutuhan alat-alat masak dan makan yang berkualitas.
Untuk menghadapi gelombang produk impor, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberlakukan kebijakan wajib SNI untuk alat masak dan makan sejak 2024. Kebijakan ini juga menetapkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) rata-rata 40-85 persen. Langkah ini bertujuan untuk melindungi dan mengembangkan industri alat dapur dalam negeri.
Menurut Ifan Kesuma, Founder & CEO PT Octa Utama, TKDN untuk bak cuci piring saat ini telah mencapai 40 persen. Ia menambahkan bahwa peluang di bisnis alat dapur masih sangat besar. "Salah satu kunci untuk memperebutkan pasar alat dapur adalah pada kualitas yang tentunya terkait langsung dengan harga," ujar Ifan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/1).
Strategi pemasaran juga menjadi kunci keberhasilan. PT Octa Utama misalnya, membuka flagship store di lokasi strategis seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Kelapa Gading, yang dikenal sebagai pusat kuliner. Lokasi ini dipilih agar konsumen dapat langsung melihat dan merasakan kualitas produk sebelum membelinya.
Meskipun e-commerce menawarkan kemudahan berbelanja, keberadaan toko fisik tetap penting untuk memberikan pengalaman langsung kepada konsumen. Toko fisik juga berfungsi sebagai tempat mengenalkan produk dan membangun citra merek.
Selain strategi pemasaran, Ifan menekankan pentingnya layanan purna jual dan garansi produk untuk menjaga kepuasan pelanggan. Hal ini menjadi faktor penting untuk memenangkan persaingan di pasar yang semakin kompetitif. Kepercayaan konsumen sangat berharga dan perlu dijaga.
Terakhir, promosi dan edukasi kepada masyarakat juga menjadi faktor kunci. Ifan menyebut, produk alat dapur yang populer di Indonesia antara lain mesin jus, oven, pencampur, pisau, dan panci presto. "Semua itu tentunya harus tetap diingatkan kepada masyarakat yang menjadi target pasar," tambahnya.
Kesimpulannya, pertumbuhan industri kuliner telah mendorong persaingan yang ketat di pasar alat dapur Indonesia. Produsen perlu beradaptasi dengan strategi pemasaran yang tepat, menjaga kualitas produk, dan memberikan layanan purna jual yang baik untuk tetap bersaing dan memenangkan hati konsumen Indonesia.