BMKG Perkuat Pemantauan Cuaca dan Kelautan untuk Ketahanan Pangan Nasional
BMKG akan menambah radar cuaca dan maritim serta meningkatkan kapasitas superkomputer untuk memperkuat ketahanan pangan dan mitigasi bencana hidrometeorologi di Indonesia pada tahun 2025.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berencana memperkuat sistem pemantauan cuaca dan kelautan di Indonesia. Langkah ini diumumkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI pada Selasa, 6 Mei 2024. Penambahan infrastruktur dan teknologi ini bertujuan untuk mendukung program prioritas nasional, terutama dalam hal ketahanan pangan dan mitigasi bencana alam yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.
Perencanaan ini termasuk penambahan satu unit radar C-band di Natuna, Kepulauan Riau, untuk meningkatkan pengawasan cuaca. Selain itu, empat unit radar S-band akan ditambahkan untuk memperluas jangkauan deteksi hujan dan awan. "Kenapa Natuna? Karena di sana sangat kurang," jelas Dwikorita, menekankan pentingnya peningkatan jangkauan pemantauan di wilayah tersebut.
Tidak hanya radar cuaca, BMKG juga akan memasang 20 radar high frequency untuk memantau gelombang laut dan arus di perairan Indonesia. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya mitigasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, gelombang tinggi, dan angin kencang yang semakin sering terjadi.
Penguatan Infrastruktur dan Teknologi untuk Ketahanan Pangan
Dwikorita menjelaskan bahwa rencana ini sejalan dengan dukungan BMKG terhadap program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan, air, dan energi. "Langkah ini berhubungan juga dengan kontribusi BMKG mendukung Astacita pemerintah sekarang bidang ketahanan pangan, air dan energi pemerintah," tegasnya. Penguatan sistem pemantauan ini tidak hanya melibatkan penambahan radar, tetapi juga peningkatan kapasitas superkomputer untuk pengolahan data numerik.
BMKG juga akan memperluas Automatic Weather Observing System (AWOS) di sejumlah bandara di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Dengan peningkatan teknologi ini, diharapkan kecepatan dan ketepatan informasi peringatan dini dapat ditingkatkan secara signifikan, memberikan manfaat bagi masyarakat dan sektor-sektor terkait.
Kerja sama antar lembaga juga menjadi kunci keberhasilan rencana ini. BMKG akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan mitra internasional untuk mendapatkan dukungan teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. Hal ini akan memastikan keberlanjutan dan efektivitas sistem pemantauan cuaca dan kelautan yang ditingkatkan.
Alokasi Anggaran dan Optimisme BMKG
BMKG optimistis rencana penambahan peralatan dan peningkatan kapasitas ini dapat terealisasi berkat alokasi anggaran yang disetujui Kementerian Keuangan. Untuk tahun 2025, BMKG menerima anggaran relaksasi senilai Rp1,88 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk pengadaan dan instalasi radar baru, peningkatan kapasitas superkomputer, dan perluasan AWOS.
Dengan adanya peningkatan kapasitas sistem pemantauan cuaca dan kelautan, BMKG berharap dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu. Informasi ini akan sangat bermanfaat dalam upaya mitigasi bencana dan mendukung program ketahanan pangan nasional. Ketepatan informasi cuaca dan maritim sangat krusial dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, dan transportasi laut.
Peningkatan teknologi dan kerja sama antar lembaga ini menunjukkan komitmen BMKG dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sistem peringatan dini yang lebih handal akan membantu mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Melalui investasi dalam infrastruktur dan teknologi, BMKG terus berupaya untuk memberikan layanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.