BMKG Perbaiki Sistem Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025
BMKG berkomitmen meningkatkan akurasi dan distribusi peringatan dini cuaca ekstrem untuk mencegah diremehkannya informasi penting tersebut, terutama menjelang mudik Lebaran 2025.

Jakarta, 11 Maret 2024 - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan sistem peringatan dini cuaca ekstrem. Hal ini dilakukan agar informasi penting tersebut tidak lagi diremehkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah, terutama menjelang musim mudik Lebaran 2025.
Dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI yang digelar secara daring, Dwikorita menjelaskan bahwa BMKG telah mendistribusikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem mulai dari tiga jam hingga enam hari sebelum kejadian. Namun, kendala muncul karena masyarakat seringkali kesulitan menginterpretasi informasi tersebut. "Persoalannya, masyarakat tidak memahami perbedaan antara hujan sedang dan hujan lebat, sehingga mereka tidak tahu bagaimana meresponsnya," ungkap Dwikorita. "Inilah yang akan kami sempurnakan karena peringatan dini terkadang diremehkan."
Untuk mengatasi hal ini, BMKG berencana meningkatkan layanan informasi cuaca. Perubahan ini akan diterapkan mulai periode mudik Lebaran 2025. Peningkatan ini meliputi peningkatan frekuensi laporan prakiraan cuaca, dari satu kali menjadi minimal dua kali sehari, serta pemanfaatan berbagai kanal media sosial BMKG untuk mendistribusikan informasi secara lebih luas dan efektif.
Peningkatan Distribusi dan Detail Informasi Cuaca
Dwikorita menjelaskan bahwa peningkatan layanan informasi cuaca meliputi distribusi SMS blast yang lebih lengkap, serta siaran melalui radio RRI dan Elsinta. Informasi yang disampaikan pun akan lebih detail. "Kami akan memberikan informasi yang lebih rinci, misalnya ciri-ciri hujan sedang (badan basah kuyup) dan hujan lebat (badan basah kuyup dan pandangan terganggu)," jelasnya. Langkah ini dinilai penting sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi, mengingat potensi hujan lebat dan sedang masih diprediksi terjadi di beberapa wilayah Indonesia hingga 26 Maret 2024.
BMKG mendeteksi potensi hujan lebat dan sedang di beberapa wilayah, termasuk Jawa Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Informasi yang lebih rinci ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan diri dan mengambil langkah antisipasi yang tepat.
Peningkatan ini juga mencakup penyampaian informasi yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan merespon peringatan dini cuaca ekstrem dengan lebih baik.
Antisipasi Lonjakan Perjalanan Mudik Lebaran 2025
Berdasarkan pemaparan Menteri Perhubungan dalam rapat kerja tersebut, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pelaku perjalanan mudik Lebaran 2025. Jumlahnya diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Puncak arus mudik diprediksi terjadi mulai 21 Maret, dan arus balik pada 11 April 2025. Pulau Jawa diperkirakan menjadi wilayah dengan pergerakan terbesar.
Dwikorita berharap pemerintah daerah dapat memberikan respons cepat terhadap peringatan dini cuaca ekstrem yang diberikan oleh BMKG. "Kami berharap pemda lain juga memberikan respons cepat, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Jakarta yang langsung mengadakan modifikasi cuaca," ujarnya. Respon cepat dari pemerintah daerah dinilai penting untuk meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem.
Dengan adanya peningkatan sistem peringatan dini cuaca ekstrem ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah daerah dapat lebih siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan meminimalisir dampaknya, terutama selama periode mudik Lebaran 2025. BMKG berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem ini agar informasi yang disampaikan akurat, tepat waktu, dan mudah dipahami oleh semua pihak.