BNN RI dan Pemprov DKI Jakarta Perkuat Kolaborasi Basmi Narkoba di Jakarta
BNN RI dan Pemprov DKI Jakarta bersatu memberantas narkoba di Jakarta dengan pendekatan komprehensif, menyasar 112 kawasan rawan dan melibatkan masyarakat luas.

Jakarta, 12 April 2024 (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi memperkuat kerja sama dalam memerangi narkoba di Ibu Kota. Hal ini ditandai dengan audiensi antara Kepala BNN RI dan Gubernur DKI Jakarta pada Jumat (11/4) lalu. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting untuk memberantas peredaran gelap narkoba di Jakarta dengan pendekatan komprehensif dan kolaboratif.
Pertemuan tersebut membahas permasalahan serius yang dihadapi Jakarta. Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa Jakarta menjadi pusat peredaran gelap narkoba dengan prevalensi penyalahgunaan mencapai 3,3 persen atau sekitar 132 ribu jiwa. Kondisi sosial ekonomi di wilayah padat penduduk juga menjadi perhatian utama, karena kemiskinan seringkali dimanfaatkan oleh bandar narkoba untuk membangun jaringan peredarannya.
Kondisi ini diperparah dengan adanya 112 kawasan rawan narkoba di DKI Jakarta, berdasarkan data dan pemetaan BNN Provinsi DKI Jakarta. Namun, upaya penanggulangan telah dilakukan melalui empat klinik rehabilitasi yang telah melayani 1.150 penyalahguna narkoba, serta berbagai program seperti deklarasi anti-narkoba, bakti sosial, sosialisasi, dan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).
Kerja Sama Komprehensif Atasi Permasalahan Narkoba
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BNN RI dan BNN Provinsi DKI Jakarta. Ia menekankan pentingnya pendekatan preventif dan edukatif dalam memberantas narkoba. "Kami sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan BNN RI maupun BNN Provinsi DKI Jakarta dan kami akan memberikan dukungan penuh, terutama dalam pendekatan preventif dan edukatif," ujar Pramono.
Dukungan Pemprov DKI Jakarta tidak hanya sebatas apresiasi. Ke depan, puskesmas di Jakarta akan dilibatkan dalam memberikan layanan rehabilitasi rawat jalan bagi penyalahguna narkoba. Pramono menyadari bahwa penyalahguna narkoba adalah korban dari para bandar dan pengedar.
Lebih lanjut, Gubernur juga menekankan pentingnya deteksi dini penyalahgunaan narkoba. Upaya pencegahan akan melibatkan masyarakat dari berbagai lapisan, termasuk RT/RW, PKK, Dharma Wanita, Karang Taruna, dan Abang None Jakarta. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan dapat memperkuat jaringan pengawasan dan pencegahan di tingkat akar rumput.
Pendekatan Terpadu dari Berbagai Pihak
Audiensi antara BNN RI dan Pemprov DKI Jakarta ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Provinsi DKI Jakarta. Dengan komitmen kuat dari kedua belah pihak, diharapkan upaya ini tidak hanya mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba, tetapi juga mengatasi akar permasalahan sosial yang menjadi penyebab utama peredaran gelap narkoba.
Langkah-langkah yang akan diambil meliputi peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, peningkatan kapasitas petugas di lapangan, serta kerjasama yang lebih erat dengan berbagai instansi terkait. Dengan pendekatan yang terpadu dan komprehensif ini, diharapkan Jakarta dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pemberantasan narkoba.
Peran Masyarakat Kunci Sukses Pemberantasan Narkoba
- Pencegahan dini melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
- Deteksi dini kasus penyalahgunaan narkoba melalui kerja sama dengan RT/RW.
- Peningkatan akses rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba.
- Penegakan hukum yang tegas terhadap para bandar dan pengedar narkoba.
Dengan sinergi yang kuat antara BNN RI, Pemprov DKI Jakarta, dan masyarakat, diharapkan upaya pemberantasan narkoba di Jakarta akan semakin efektif dan mampu menciptakan lingkungan yang bersih dari bahaya narkoba.