Bromo Kembali Dibuka, 3.727 Wisatawan Padati Kawasan Wisata!
Gunung Bromo kembali dibuka untuk wisatawan setelah penutupan sementara, dan langsung dipadati oleh 3.727 pengunjung pada hari pertama pembukaan.

Gunung Bromo, salah satu destinasi wisata terpopuler di Jawa Timur, kembali dibuka untuk umum pada Rabu, 2 April 2025, setelah sempat ditutup sementara selama perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Pembukaan ini disambut antusiasme tinggi, dibuktikan dengan jumlah kunjungan wisatawan yang mencapai 3.727 orang pada hari pertama. Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, mengumumkan angka tersebut dari Kota Malang, Jawa Timur. Lebih rinci lagi, mayoritas pengunjung adalah wisatawan domestik.
Dari total 3.727 wisatawan, sebanyak 3.647 orang merupakan wisatawan nusantara, sementara sisanya, 80 orang, adalah wisatawan mancanegara. Pembukaan kembali kawasan wisata Gunung Bromo dimulai tepat pukul 00.01 WIB. Balai Besar TNBTS juga mencatat kunjungan wisata di Ranu Regulo, kawasan wisata lain di sekitar Bromo, mencapai 162 orang pada hari yang sama, seluruhnya merupakan wisatawan domestik. Hal ini menunjukkan daya tarik wisata alam Indonesia yang luar biasa.
Penutupan sementara kawasan Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru sebelumnya dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Keputusan penutupan ini tertuang dalam surat resmi Balai Besar TNBTS bernomor PG.6/T.8/TU/KSA.5.2/B/02/2025, yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha. Surat tersebut menjelaskan penutupan berlangsung mulai 28 Maret 2025 pukul 00.01 WIB hingga 1 April 2025 pukul 23.59 WIB. Kini, setelah penutupan tersebut berakhir, wisatawan kembali dapat menikmati keindahan Gunung Bromo.
Peningkatan Kunjungan Wisatawan di Gunung Bromo
Jumlah kunjungan wisatawan yang signifikan pada hari pertama pembukaan Gunung Bromo menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata alam ini. Angka 3.727 pengunjung merupakan bukti nyata dari daya tarik Bromo yang tak pernah pudar. Dominasi wisatawan domestik juga menunjukkan besarnya potensi pariwisata dalam negeri. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi perekonomian masyarakat sekitar, yang bergantung pada sektor pariwisata.
Balai Besar TNBTS tentunya telah mempersiapkan berbagai langkah untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para wisatawan. Pengelolaan kawasan wisata yang baik dan tertib diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan pengalaman wisata yang berkesan bagi para pengunjung. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan ini, diharapkan juga akan ada peningkatan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Ke depan, diharapkan Balai Besar TNBTS dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas wisata di Gunung Bromo. Hal ini penting untuk menjaga daya tarik Bromo sebagai destinasi wisata unggulan dan memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di kawasan tersebut. Peningkatan infrastruktur dan pengelolaan sampah juga menjadi hal penting untuk diperhatikan.
Kunjungan Wisatawan di Ranu Regulo
Selain Gunung Bromo, kawasan wisata Ranu Regulo juga mencatat jumlah kunjungan yang cukup baik pada hari pertama pembukaan, yaitu sebanyak 162 orang. Seluruh pengunjung Ranu Regulo merupakan wisatawan domestik. Ranu Regulo, dengan keindahan danau dan pemandangan alamnya yang memukau, menjadi alternatif destinasi wisata bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam di sekitar Gunung Bromo.
Meskipun jumlah kunjungan di Ranu Regulo lebih sedikit dibandingkan dengan Gunung Bromo, angka tersebut tetap menunjukkan potensi wisata yang ada di kawasan tersebut. Pengembangan dan promosi wisata Ranu Regulo perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Dengan pengelolaan yang baik, Ranu Regulo dapat menjadi destinasi wisata yang tak kalah menarik dengan Gunung Bromo.
Keberadaan Ranu Regulo sebagai destinasi wisata pelengkap Gunung Bromo juga dapat membantu mengurangi kepadatan pengunjung di Gunung Bromo itu sendiri. Dengan tersedianya pilihan destinasi wisata, diharapkan dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih beragam dan nyaman bagi para wisatawan.
Dengan dibukanya kembali kawasan wisata Gunung Bromo dan Ranu Regulo, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar dan juga bagi sektor pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah dan pihak terkait perlu terus mendukung pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata tersebut agar tetap lestari dan menarik bagi wisatawan.
Semoga dengan dibukanya kembali kawasan wisata ini, wisatawan dapat menikmati keindahan alam Gunung Bromo dan Ranu Regulo dengan nyaman dan bertanggung jawab. Mari kita jaga kelestarian alam Indonesia untuk generasi mendatang.