BTN Terapkan Strategi Penataan Jaringan Kantor: Efisiensi dan Ekspansi Berjalan Beriringan
Bank BTN melakukan penataan strategis jaringan kantornya dengan mengalihkan fungsi beberapa outlet namun juga membuka outlet baru di lokasi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan layanan pada masyarakat.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengumumkan strategi penataan jaringan kantornya yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan layanan. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa penyesuaian ini bukan hanya sekadar efisiensi biaya, tetapi merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang untuk memastikan jaringan BTN tetap relevan, produktif, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Langkah ini mencakup pengalihan fungsi beberapa kantor cabang pembantu (KCP) dan pembukaan outlet baru di lokasi-lokasi strategis.
Strategi ini sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025-2027 yang menekankan efisiensi distribusi layanan, perluasan akses keuangan, dan penguatan peran jaringan kantor dalam mendukung pertumbuhan bisnis ritel dan UMKM. BTN berencana untuk mengoptimalkan jaringan kantornya agar lebih efektif dalam melayani nasabah dan mendorong pertumbuhan bisnis. Hal ini juga merupakan respons terhadap perubahan lanskap perbankan dan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis.
Pengumuman ini disampaikan pada Jumat, 9 Mei 2025, di Jakarta. Keputusan ini diambil setelah evaluasi menyeluruh terhadap produktivitas masing-masing outlet, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada kantor cabang utama sebagai pusat layanan dan penjualan. BTN memastikan bahwa layanan tetap berjalan lancar dan nasabah tidak akan terganggu dengan pengalihan fungsi ini.
Pengalihan Fungsi dan Pembukaan Outlet Baru
Pada 14 Mei 2025, BTN akan mengalihkan fungsi tujuh KCP. Layanan dari enam KCP akan dilanjutkan oleh unit terdekat. KCP Pulo Brayan (Medan) akan dialihkan ke Kantor Cabang Medan, KCP Jalan Paus (Pekanbaru) ke KCP Arengka, KCP Ahmad Yani (Pekanbaru) ke KCP Riau, KCP Baros (Cimahi) ke Kantor Cabang Cimahi, KCP Gubeng (Surabaya) ke Kantor Cabang Surabaya, dan KCP Lakar Santri (Surabaya) ke KCP Babatan Wiyung. BTN memastikan seluruh proses pengalihan telah dipersiapkan dengan matang, termasuk migrasi sistem dan pemindahan personel, untuk memastikan layanan tetap nyaman, cepat, dan aman bagi nasabah.
Sebagai bagian dari rencana pengembangan jaringan kantor secara nasional, BTN menargetkan pembukaan 27 outlet baru sepanjang tahun 2025, termasuk 10 BTN Digital Store. Selain itu, 13 outlet eksisting akan diubah menjadi BTN Digital Store. Meskipun 11 outlet akan dialihkan fungsinya (enam di semester I dan lima di semester II), jumlah outlet yang dibuka jauh lebih besar, menunjukkan ekspansi strategis jaringan BTN.
Pengembangan ini difokuskan untuk mendukung peran kantor cabang sebagai pusat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penjualan produk ritel serta kredit UMKM. Penyesuaian juga didasarkan pada regulasi terbaru dari OJK, analisis potensi daerah, dan penguatan penetrasi di segmen emerging affluent. BTN juga berkolaborasi dengan Kantor Pos dan memperluas Agen Bale untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terjangkau oleh outlet fisik.
Strategi Pengembangan dan Inisiatif Operasional
Strategi pengembangan outlet BTN didasarkan pada evaluasi efektivitas outlet menggunakan pendekatan Branch Productivity, yang mempertimbangkan enam indikator utama: posisi CASA dan deposito ritel, realisasi kredit konsumer dan SME, jumlah rekening aktif, fee-based income, volume transaksi, dan kontribusi laba. Hasil evaluasi ini menjadi dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan, relokasi, peningkatan status, atau pengalihan fungsi outlet, seperti yang dijelaskan oleh Direktur Utama BTN.
Untuk mendukung implementasi strategi ini, BTN juga menjalankan berbagai inisiatif operasional hingga triwulan I-2025. Inisiatif tersebut meliputi peningkatan sistem antrean digital, program Sales and Service Award (SSA), pengukuran kualitas layanan berbasis service quality index, dan penguatan program Productivity Booster. Penerapan metodologi 4 Disciplines of Execution (4DX) juga dioptimalkan untuk memastikan eksekusi strategi berjalan fokus dan disiplin di seluruh jaringan.
Dengan penataan jaringan yang lebih sehat dan terarah, BTN optimistis dapat terus tumbuh berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh nasabah dan pemangku kepentingan. Strategi ini menunjukkan komitmen BTN untuk meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan, dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
"Penyesuaian ini bukan sekadar efisiensi, tetapi bagian dari strategi jangka panjang kami agar jaringan BTN lebih relevan, produktif, dan dekat dengan kebutuhan masyarakat. Di saat kami melakukan pengalihan fungsi sejumlah outlet, kami juga memperluas jangkauan melalui pembukaan outlet-outlet baru di titik-titik strategis," ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.