Bupati Banyuwangi Pastikan Ketersediaan Air di Waduk Bajulmati Aman untuk Musim Kemarau
Bupati Banyuwangi meninjau Waduk Bajulmati dan memastikan ketersediaan air irigasi aman untuk pertanian di Kecamatan Wongsorejo selama musim kemarau, mendukung ketahanan pangan nasional.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, melakukan peninjauan langsung ke Waduk Bajulmati di Taman Nasional Baluran pada Senin, 5 Mei 2024. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan air irigasi bagi para petani di tengah musim kemarau yang sudah mulai melanda beberapa wilayah di Banyuwangi. Peninjauan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penting: Apa kondisi Waduk Bajulmati?, Siapa yang terdampak?, Di mana waduk tersebut berada?, Kapan peninjauan dilakukan?, Mengapa peninjauan penting?, dan Bagaimana ketersediaan airnya?
Kekhawatiran akan dampak musim kemarau terhadap sektor pertanian mendorong langkah proaktif ini. Bupati Ipuk menekankan pentingnya menjaga pasokan air untuk para petani agar kegiatan pertanian tetap berjalan lancar dan hasil panen tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan komitmen Banyuwangi untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Waduk Bajulmati memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan Banyuwangi, khususnya di Kecamatan Wongsorejo yang dikenal sebagai daerah kering. Dengan kapasitas tampung air maksimal 10 juta meter kubik, waduk ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan irigasi untuk sekitar 1.800 hektare lahan pertanian di wilayah tersebut.
Pasokan Air Aman untuk Pertanian di Wongsorejo
Berdasarkan hasil peninjauan, ketinggian air di Waduk Bajulmati tercatat masih berada di angka 87,6 meter. Angka ini menunjukkan kondisi air masih aman untuk menghadapi musim kemarau. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Riza Al Fahrobi, menjelaskan bahwa debit air yang dikeluarkan dari waduk akan disesuaikan dengan kebutuhan, berkisar antara 2,2 hingga 2,6 meter kubik per detik.
Dengan ketersediaan air yang cukup, diharapkan para petani di Kecamatan Wongsorejo dapat melakukan penanaman hingga tiga kali dalam setahun. Hal ini tentunya akan meningkatkan produktivitas pertanian dan berkontribusi pada ketahanan pangan daerah. "Kami berharap petani bisa terus tanam dan panen, dengan demikian kebutuhan pangan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Kami ingin Banyuwangi tetap menjadi daerah yang kuat sebagai salah satu lumbung pangan nasional," ucap Bupati Ipuk.
Sistem irigasi yang terintegrasi dari Waduk Bajulmati, melalui Dam Bajulmati hingga ke irigasi tersier, menjamin distribusi air secara efektif ke lahan-lahan pertanian. Sistem ini memastikan air sampai ke lahan-lahan pertanian yang membutuhkan.
Multifungsi Waduk Bajulmati
Waduk Bajulmati tidak hanya berfungsi sebagai penyedia air irigasi. Waduk ini juga berperan penting dalam penyediaan air baku untuk kebutuhan konsumsi masyarakat dan industri, dengan pasokan sebesar 180 liter per detik. Selain itu, waduk ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir.
"Waduk Bajulmati ini didesain dengan banyak fungsi, mulai irigasi, penyedia air baku, penahan banjir, konservasi vegetasi, pembangkit listrik hingga destinasi wisata," jelas Riza Al Fahrobi. Keberadaan waduk ini menunjukkan perencanaan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Keberadaan Waduk Bajulmati sebagai sumber air utama untuk irigasi di Kecamatan Wongsorejo menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan. Dengan pengelolaan yang baik, waduk ini diharapkan dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat Banyuwangi.
Dengan memastikan ketersediaan air irigasi, Pemerintah Banyuwangi berharap dapat menjaga stabilitas perekonomian dan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Langkah ini juga menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan para petani.