Bupati Garut: Semua Korban Dirawat Insiden Hiburan Rakyat Garut Sudah Pulang, Keluarga Anggap Musibah
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin pastikan seluruh korban yang dirawat akibat Insiden Hiburan Rakyat Garut telah pulang. Bagaimana nasib kasus hukumnya?

Insiden kericuhan yang terjadi saat acara Hiburan Rakyat di Pendopo Garut pada Jumat (18/7) telah menyisakan duka mendalam. Acara yang seharusnya menjadi hiburan bagi masyarakat justru berakhir tragis dengan jatuhnya korban luka dan meninggal dunia. Pemerintah Kabupaten Garut bergerak cepat dalam penanganan pasca-kejadian.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mengonfirmasi bahwa seluruh korban yang sebelumnya dirawat di RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut telah kembali ke rumah masing-masing. Pernyataan ini disampaikan pada Senin (21/7), menegaskan bahwa tidak ada lagi pasien yang menjalani perawatan intensif akibat insiden tersebut. Pemkab Garut juga telah menanggung seluruh biaya perawatan medis bagi para korban.
Meskipun demikian, insiden ini merenggut tiga nyawa, termasuk seorang anggota Polres Garut dan dua warga sipil. Pihak keluarga korban meninggal dunia disebut telah menerima kejadian ini sebagai musibah. Perkembangan kasus hukum terkait insiden ini kini sepenuhnya diserahkan kepada pihak kepolisian yang berwenang.
Penanganan Korban dan Pernyataan Bupati
Pemerintah Kabupaten Garut menunjukkan komitmennya dalam menangani dampak Insiden Hiburan Rakyat Garut. Bupati Abdusy Syakur Amin memastikan bahwa tidak ada lagi korban yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Seluruh pasien yang sebelumnya dirawat di RSUD dr. Slamet telah dipulangkan ke kediaman mereka.
Menurut Bupati, penanganan medis terhadap para korban telah selesai dilakukan oleh Pemkab Garut. Ini termasuk menanggung seluruh biaya perawatan medis bagi warga yang menjadi korban dalam kericuhan tersebut. Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah terhadap warganya.
Terkait tiga korban meninggal dunia, Bupati menyampaikan bahwa pihak keluarga telah menyatakan menerima insiden ini sebagai musibah. Kondisi ini menunjukkan adanya penerimaan dari keluarga korban atas kejadian yang tidak terduga tersebut. Pemkab Garut terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Mengenai proses hukum, Bupati Abdusy Syakur Amin menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Pemkab Garut akan menunggu informasi dan perkembangan selanjutnya dari pihak berwajib. Fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan pemulihan dan dukungan bagi para korban serta keluarga mereka.
Kronologi dan Dampak Insiden
Insiden kericuhan di Pendopo Garut terjadi saat rangkaian pesta pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, dengan Maula Akbar. Salah satu agenda dalam perayaan tersebut adalah kegiatan Hiburan Rakyat yang diisi dengan pembagian makan gratis. Acara ini menarik perhatian banyak warga yang kemudian membludak di gerbang barat Pendopo Garut.
Jumlah massa yang sangat banyak menyebabkan penumpukan dan desakan antarwarga. Kericuhan tak terhindarkan, mengakibatkan puluhan orang menjadi korban. Tercatat ada 30 orang yang menjadi korban dalam insiden ini, meskipun yang dibawa dan tercatat di RSUD dr. Slamet Garut sebanyak 20 orang.
Korban yang dirawat di rumah sakit mengalami berbagai kondisi seperti terinjak-injak, sesak napas, dan terjatuh. Namun, dampak paling fatal adalah meninggalnya tiga orang. Mereka adalah Bripka Cecep Saeful Bahri (39), seorang anggota Polres Garut, serta dua warga sipil, yakni Vania Aprilia (anak usia delapan tahun) dan Dewi Jubaeda (61).
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting mengenai pengelolaan keramaian dan keamanan acara publik. Meskipun niatnya adalah memberikan hiburan dan kebahagiaan, kurangnya antisipasi terhadap potensi kerumunan besar dapat berujung pada tragedi. Pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk kejadian serupa di masa mendatang.