Busa Misterius Kali Kamal: Turbulensi Pompa Polder Jadi Tersangka
Busa tebal di Kali Kamal, Jakarta Utara, disebabkan turbulensi pompa polder yang beroperasi di kawasan tersebut, menurut Sudin LH Jakarta Utara; dampaknya terhadap lingkungan sedang dipantau.

Fenomena busa tebal yang menyelimuti Kali Kamal di Penjaringan, Jakarta Utara, akhir-akhir ini tengah menjadi sorotan. Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Utara telah mengungkap penyebabnya: turbulensi dari pompa polder Kamal yang beroperasi di sekitar lokasi. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana sistem ini bekerja dan apa dampaknya bagi lingkungan?
Kepala Sudin LH Jakarta Utara, Edy Mulyanto, menjelaskan bahwa busa tersebut muncul akibat pompa polder yang memompa air dari Sungai Kamal menuju muara sungai dengan debit air mencapai 10.000 liter per detik. Beliau menambahkan bahwa busa tersebut biasanya akan hilang dalam waktu 15 menit setelah pompa dimatikan. Tim Sudin LH langsung turun ke lokasi untuk menyelidiki lebih lanjut.
Penyelidikan yang dilakukan mencakup pemeriksaan kualitas air permukaan dan udara. Hasil pemantauan kualitas air permukaan menunjukkan kondisi tercemar berat di tahun 2023, dan cemar sedang hingga berat di awal tahun 2024. Sampel air telah diambil dari dua lokasi di Sungai Kamal untuk diperiksa di laboratorium lingkungan hidup Provinsi DKI Jakarta.
Pompa polder tersebut beroperasi secara bergantian, tergantung pada ketinggian permukaan air, dan akan mati secara otomatis setiap jam. Tujuan utama pengoperasian pompa ini adalah untuk mengendalikan banjir di daerah aliran Sungai Kamal. Sungai Kamal sendiri berhulu di Kalideres (Jakarta Barat) dan bermuara di Jakarta Utara.
Sungai Kamal menerima aliran dari saluran PHB di sekitarnya, yang sebagian besar merupakan pemukiman warga dan beberapa industri. Potensi pencemaran dari limbah domestik dan industri menjadi perhatian serius. Hal ini diperkuat oleh laporan warga yang mengeluhkan busa putih tebal dan bau menyengat di Kali Kamal.
Salah satu warga, Amel (24), mengatakan bahwa busa muncul tiga kali sehari, sekitar pukul 08.00, 12.00, dan 18.00 WIB. Ia mengamati fenomena ini sejak tahun 2024 dan menghubungkannya langsung dengan pengoperasian pompa Kali Kamal. Amel menegaskan bahwa busa hanya muncul saat pompa beroperasi, mengindikasikan adanya korelasi langsung antara aktivitas pompa dan munculnya busa.
Kesimpulannya, meskipun penyebab busa di Kali Kamal telah teridentifikasi, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan mencari solusi permanen untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemantauan kualitas air dan udara akan terus dilakukan untuk memastikan kesehatan lingkungan sekitar.
Pihak terkait perlu mengkaji ulang sistem pengoperasian pompa polder dan melakukan upaya pencegahan pencemaran dari sumber-sumber limbah di sepanjang aliran Sungai Kamal untuk memastikan keberlangsungan lingkungan yang sehat.