Cegah Sindrom Metabolik: Batas Aman IMT, Lingkar Pinggang, & Lainnya
Dr. Wismandari Wisnu menjelaskan batas aman IMT, lingkar pinggang, gula darah, tekanan darah, dan kolesterol untuk mencegah sindrom metabolik, terutama diabetes, serta pentingnya pemeriksaan berkala, khususnya bagi usia di atas 40 tahun.
Waspada Sindrom Metabolik: Kenali Batas Amannya
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Wismandari Wisnu Sp.PD-KEMD, menekankan pentingnya mengetahui batas aman beberapa indikator kesehatan untuk mencegah sindrom metabolik, khususnya diabetes. Dalam diskusi daring di Jakarta (22/1), beliau menjelaskan target angka yang perlu dicapai.
Salah satu fokus utama adalah Indeks Masa Tubuh (IMT). Dr. Wisnu menyarankan IMT ideal berada di angka 18,5 sampai 23. Rumusnya sederhana: berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) kuadrat. Selain IMT, lingkar pinggang juga penting diperhatikan. Lingkar pinggang antara 18,5-22,9 cm menunjukkan risiko kardiovaskuler yang lebih rendah.
IMT di atas 30 mengindikasikan obesitas. Ciri fisik yang perlu diwaspadai adalah acanthosis nigricans, yaitu kulit berwarna gelap dan mengeras di tengkuk.
Lingkar pinggang yang besar meningkatkan risiko sindrom metabolik dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, menjaga IMT dan lingkar pinggang dalam batas aman sangat penting untuk mengurangi risiko.
Selain IMT dan lingkar pinggang, kadar gula darah juga krusial. Untuk individu yang belum terdiagnosis diabetes, gula darah puasa idealnya di bawah 100 mg/dL, dan gula darah sewaktu di bawah 140 mg/dL. Sementara, bagi penderita diabetes, gula darah puasa sebaiknya antara 80-130 mg/dL, dan gula darah sewaktu maksimal 180 mg/dL. Angka antara 100-125 mg/dL untuk gula darah puasa dan 140-199 mg/dL untuk gula darah sewaktu menunjukkan kondisi prediabetes.
Parameter lain yang perlu diperhatikan meliputi tekanan darah (idealnya di bawah 140/90 mmHg), HbA1c (di bawah 7), LDL atau kolesterol jahat (di bawah 100 mg/dL), HDL atau kolesterol baik (40-50 mg/dL), dan trigliserida (tidak lebih dari 150 mg/dL).
Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan kesehatan ini bukan hanya dilakukan sekali saja. Pemeriksaan berkala sangat penting, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun. Bahkan, individu berusia 15-39 tahun dengan obesitas atau hipertensi juga perlu melakukan skrining minimal setahun sekali.
Kesimpulannya, pencegahan sindrom metabolik memerlukan pemantauan rutin terhadap beberapa indikator kesehatan. Dengan menjaga angka-angka tersebut dalam batas aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, kita dapat mengurangi risiko terkena sindrom metabolik dan komplikasi yang menyertainya.