Danlanud HNM: Film 'Believe' Kisah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Ajarkan Nilai Perjuangan Prajurit dan Cinta Keluarga
Danlanud Hang Nadim mengajak nonton bareng film 'Believe', biografi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang sarat makna perjuangan prajurit dan pentingnya keluarga. Temukan pelajaran berharga di dalamnya!

Komandan Lanud Hang Nadim (Danlanud HNM), Letkol Pnb Hendro Sukamdani, mengajak seluruh keluarga besar Lanud Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, untuk nonton bersama. Acara ini berlangsung pada Kamis, 24 Juli, di bioskop lokal. Mereka menyaksikan film biografi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Film berjudul "Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian" ini, menurut Danlanud Hendro, sarat akan nilai-nilai perjuangan. Kisah ini menyoroti dedikasi seorang prajurit dalam membela negara. Selain itu, film ini juga menekankan pentingnya cinta dan pemahaman keluarga.
Hendro menyatakan bahwa film ini memberikan pelajaran mendalam tentang kesetiaan prajurit. Mereka harus tegak lurus terhadap merah putih dan setia kepada negara. Di sisi lain, keluarga juga perlu memahami tugas dan risiko yang diemban oleh seorang tentara.
Pelajaran Berharga dari 'Believe': Dedikasi dan Pengorbanan Prajurit
Letkol Pnb Hendro Sukamdani menegaskan bahwa film "Believe" sangat bagus dan inspiratif. Film ini mengisahkan perjalanan hidup Jenderal TNI Agus Subiyanto. Ia tumbuh dari keluarga prajurit dengan didikan keras dari ayahnya.
Menurut Hendro, banyak pembelajaran dapat dipetik dari film ini. Salah satunya adalah bagaimana seorang prajurit harus selalu setia kepada negara. Di mana pun bertugas, nyawa adalah taruhan yang harus dihadapi.
"Di situlah 'believe', kita percaya bahwa nyawa itu sudah ada tanggalnya," ujar Hendro. Ia menambahkan, "Yakinlah, selama benar untuk negara, tentara bisa berjuang." Film ini juga menggambarkan risiko dan kondisi di medan pertempuran. Ini termasuk perjuangan prajurit TNI di Timor Timur dan Papua.
Masyarakat patut bersyukur dan mendoakan para pendahulu yang telah gugur. Mereka berjuang di medan perang demi kedaulatan bangsa.
Keluarga dan Karier: Dua Sisi Kehidupan Prajurit
Film "Believe" tidak hanya fokus pada aspek militer. Film ini juga menyoroti hubungan emosional antara ayah dan anak. Sosok Serka Dedi, seorang prajurit, mengabdikan diri pada negara. Namun, ia harus mengorbankan waktu bersama keluarganya.
Sang anak, Agus (diperankan Ajil Ditto), tumbuh tanpa banyak interaksi. Ia merasa marah, kecewa, dan rindu. Konflik batin Agus mencerminkan banyak anak laki-laki. Mereka hidup dalam bayang-bayang maskulinitas yang kaku.
Film ini menyajikan proses pendewasaan Agus. Ia akhirnya mengikuti jejak ayahnya sebagai prajurit. Hal ini bukan untuk membalas dendam atau membuktikan diri. Namun, ini adalah bentuk perdamaian dengan masa lalunya.
Hendro menekankan bahwa posisi Panglima TNI tidak diraih dengan mudah. Jenderal Agus Subiyanto mempertaruhkan nyawa. Ia menyelamatkan nyawa masyarakat dalam berbagai kesempatan.
Inspirasi untuk Masyarakat Luas: Bukan Hanya untuk TNI
Danlanud Hendro menyebutkan bahwa film "Believe" diproduksi untuk masyarakat umum. Film ini bukan hanya ditujukan untuk kalangan TNI. Melalui film ini, masyarakat dapat memahami risiko menjadi tentara.
Mereka bisa melihat bagaimana tugas di medan perang dijalankan. Ini termasuk situasi dan kondisi yang dihadapi prajurit. Film ini sedikit menggambarkan realitas tersebut.
Pesan penting lainnya adalah tentang menolong sesama. "Selama kita bisa menolong orang, Insya Allah jalan (karier) itu pasti ada terhadap kita dan keluarga," ungkap Hendro. Film ini membuka ruang refleksi bagi banyak orang.
Nonton bareng ini juga menjadi momen kebersamaan internal Lanud Hang Nadim. Ini mempererat hubungan dengan keluarga di Batam. Film ini mengajarkan pentingnya kesetiaan dan pengertian.