Dedi Mulyadi Rekrut Jonan dan Susi untuk Akselerasi Pembangunan Jabar
Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, akan mengajak mantan Menteri Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti sebagai penasihat untuk mempercepat pembangunan di Jawa Barat, khususnya di bidang transportasi dan kelautan.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang baru terpilih, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana menarik para tokoh berpengalaman untuk bergabung dalam pemerintahannya. Ia akan menggandeng mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sebagai penasihat pembangunan. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Dedi di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu, 22 Januari.
Dedi Mulyadi menjelaskan alasan di balik keputusan ini. Menurutnya, keahlian dan pengalaman Jonan dan Susi sangat dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan di Jawa Barat. Jonan akan berkontribusi di bidang transportasi, sementara Susi akan menjadi penasihat di sektor kelautan mengingat letak geografis Jawa Barat yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir.
"Kita harus menggandeng orang-orang yang ahli. Pak Ignasius akan kita gandeng sebagai penasehat di bidang transportasi. Saya juga akan menemui Bu Susi pada tanggal 1 Februari untuk mengajak beliau menjadi pakar di bidang kelautan, karena Jawa Barat kan dikelilingi oleh lautan," jelas Dedi.
Selain Jonan dan Susi, Dedi juga berencana melibatkan pejabat pemerintah berpengalaman. Salah satunya adalah Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, yang dinilai memiliki keahlian luar biasa dalam bidang administrasi dan penataan birokrasi. Dedi menyebutkan akan mengundang banyak pakar untuk membantu pemerintahannya.
"Jadi banyak nanti pakar yang akan kita undang termasuk Pak Bey. Walaupun beliau adalah eselon satu di Mensesneg, tetapi di balik itu beliau adalah pakar utama di bidang administrasi dan penataan birokrasi," tambah Dedi.
Dedi juga menekankan komitmennya terhadap visi misi Penjabat Gubernur sebelumnya. Bey Machmudin sendiri turut hadir dan menjelaskan fokusnya pada pengembangan transportasi Bandung Raya, khususnya pengembangan Kereta Rel Listrik (KRL).
"Saya sampaikan ke beliau (Dedi Mulyadi), saya tidak mengubah ruangan sama sekali. Dari zamannya Pak Ridwan Kamil saya hanya menambah satu, yaitu peta transportasi Bandung Raya. Di situ saya bilang pak ini harus jadi KRL, jadi commuter line listrik dan elevated dan beliau setuju," ungkap Bey.
Bey Machmudin menambahkan bahwa pengembangan KRL di Bandung Raya sangat penting untuk mengurangi kemacetan. Ia membayangkan sistem KRL dengan interval waktu yang ideal, mirip dengan Jakarta, akan sangat bermanfaat bagi warga Bandung Raya, khususnya mahasiswa di Jatinangor dan para pekerja yang tinggal di daerah sekitar.
"Dengan interval waktu yang seperti di Jakarta saya yakin akan banyak penumpang dari Padalarang menuju Cicalengka dan itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang di Jatinangor. Mungkin pergerakan saudara-saudara kita yang tinggal di Cicalengka dan sebagainya yang kerja di Bandung atau dari Padalarang," pungkas Bey.
Langkah Dedi Mulyadi dalam membentuk tim penasihat yang kompeten menunjukkan komitmennya dalam memajukan Jawa Barat. Dengan dukungan para pakar di berbagai bidang, diharapkan pembangunan di Jawa Barat akan berjalan lebih efektif dan efisien.