Desa Presisi: Usulan DPR untuk Mendekatkan Polisi dan Warga
Anggota DPR Nasir Djamil mengusulkan pembentukan 'desa presisi' untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri, menanggapi rendahnya angka pelaporan masyarakat ke polisi.

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, baru-baru ini mengusulkan pembentukan program 'desa presisi' sebagai upaya untuk meningkatkan kedekatan antara warga dengan aparat kepolisian. Usulan ini muncul sebagai respons atas hasil survei Posko Presisi yang menunjukkan bahwa 47,4 persen masyarakat enggan melapor ke pihak kepolisian. Pernyataan tersebut disampaikan Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI bersama Baharkam Polri di Senayan, Jakarta, Selasa lalu. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Polri dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban.
Menurut Nasir Djamil, pembentukan desa presisi dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan program ini, diharapkan polisi dapat lebih mudah diakses dan lebih dikenal oleh masyarakat di tingkat desa. Hal ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga, sehingga mereka tidak ragu untuk melaporkan berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Ia optimis bahwa Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri mampu mewujudkan desa presisi ini menjadi program unggulan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Anggota DPR tersebut menekankan pentingnya mempertimbangkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang dimiliki Baharkam dalam pelaksanaan program ini. Dengan ketersediaan personel dan sarana prasarana yang memadai, diharapkan desa presisi dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Lebih lanjut, Nasir berharap program ini dapat meningkatkan keakraban antara polisi dan warga, sehingga masyarakat lebih terdorong untuk aktif melaporkan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi di lingkungan mereka.
Mendekatkan Polisi dengan Masyarakat di Tingkat Desa
Nasir Djamil menyarankan agar pembentukan desa presisi dapat mencontoh program-program serupa yang telah sukses dijalankan oleh institusi lain. Ia mencontohkan program desa bersinar yang diinisiasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan program desa sadar hukum yang digagas oleh Kementerian Hukum dan HAM. Kedua program tersebut telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat di tingkat desa.
Dengan mengadopsi model yang terbukti berhasil, diharapkan desa presisi dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan efisien. Pemilihan model yang tepat akan mempermudah proses adaptasi dan penerapan program di berbagai wilayah. Selain itu, pembelajaran dari keberhasilan program lain dapat meminimalisir potensi kendala yang mungkin terjadi dalam implementasi desa presisi.
Lebih lanjut, Nasir menekankan pentingnya peran desa sebagai ujung tombak pelayanan publik. Desa presisi diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkuat sinergi antara polisi dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat di tingkat desa.
"Saya percaya bahwa Baharkam bisa menjadikan desa presisi ini menjadi desa andalan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian," ujar Nasir Djamil.
Implementasi dan Tantangan Desa Presisi
Implementasi program desa presisi tentunya akan menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan ketersediaan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai di setiap desa. Hal ini memerlukan perencanaan dan penganggaran yang matang agar program dapat berjalan efektif.
Selain itu, perlu adanya pelatihan dan pembekalan bagi personel kepolisian yang bertugas di desa presisi. Pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa personel tersebut memiliki kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Kemampuan komunikasi dan pendekatan yang humanis juga perlu menjadi fokus pelatihan.
Tantangan lainnya adalah memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam program ini. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap program desa presisi. Partisipasi masyarakat yang aktif merupakan kunci keberhasilan program ini.
Terakhir, penting untuk melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk memastikan program berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Evaluasi ini akan memberikan masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diharapkan program desa presisi dapat berjalan dengan sukses dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban di tingkat desa, serta mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat.