Dinkes Kota Sorong Ajak Semua Pihak Basmi HIV/AIDS
Dinas Kesehatan Kota Sorong, Papua Barat Daya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi HIV/AIDS, mengingat tingginya angka kasus baru dan dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
![Dinkes Kota Sorong Ajak Semua Pihak Basmi HIV/AIDS](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000150.633-dinkes-kota-sorong-ajak-semua-pihak-basmi-hivaids-1.jpg)
Sorong, 10 Februari 2024 - Angka kasus HIV/AIDS di Kota Sorong, Papua Barat Daya, terus meningkat, mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk mengajak seluruh elemen masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanggulangannya. Kepala Dinkes Kota Sorong, Hermanus Kalasuat, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini dan menekankan perlunya strategi penanganan yang komprehensif dan kolaboratif.
Situasi HIV/AIDS di Kota Sorong
Data Dinkes Kota Sorong menunjukkan peningkatan signifikan kasus HIV/AIDS. Pada tahun 2024 saja, tercatat 215 kasus baru. Sejak tahun 2004 hingga 2024, total kasus kumulatif mencapai angka 4.016, terdiri dari 1.210 kasus stadium HIV pada laki-laki, 1.715 kasus stadium HIV pada perempuan, 619 kasus stadium AIDS pada laki-laki, dan 469 kasus stadium AIDS pada perempuan. Mirisnya, sebanyak 492 orang meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kelompok usia 20-29 tahun menjadi yang paling terdampak, dengan anak-anak usia SMA mendominasi angka kasus, yaitu sebanyak 1.735 orang. Penularan HIV/AIDS di Kota Sorong didominasi melalui hubungan seksual (3.722 kasus dari 2004-2024), diikuti penularan melalui hubungan sesama jenis dan transfusi darah.
Strategi Penanggulangan HIV/AIDS
Dinkes Kota Sorong, melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), telah menjalankan berbagai upaya strategis. Pemberian pengobatan rutin dan penyediaan alat kontrasepsi (kondom) di tempat-tempat tertentu seperti lokalisasi dan panti pijat menjadi salah satu fokus. Sosialisasi dan edukasi kepada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) juga gencar dilakukan. Pemeriksaan rutin bagi penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) dilakukan setiap bulan, sementara ODHA diperiksa setiap triwulan.
Ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) juga dijamin. Obat ARV tersedia di Rumah Sakit Sele Be Solu, Rumah Sakit Angkatan Laut, dan 10 puskesmas di Kota Sorong. Hal ini memastikan akses pengobatan yang memadai bagi penderita HIV/AIDS.
Pentingnya Peran Serta Masyarakat
Hermanus Kalasuat menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar stakeholder dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. "Kerja sama sebagai bentuk dukungan sangatlah dibutuhkan dalam penanganan kasus ini," tegasnya. Ia berharap seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat, hingga individu, dapat berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran HIV/AIDS.
Upaya edukasi dan pencegahan perlu ditingkatkan untuk menekan angka penularan. Pentingnya perilaku hidup sehat dan penggunaan alat pelindung saat berhubungan seksual perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat. Deteksi dini dan akses pengobatan yang mudah juga menjadi kunci keberhasilan dalam menekan angka kematian akibat HIV/AIDS.
Kesimpulan
Permasalahan HIV/AIDS di Kota Sorong membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Dengan kolaborasi yang kuat antara Dinkes, KPA, dan seluruh elemen masyarakat, diharapkan upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Sorong dapat lebih efektif dan angka kasus dapat ditekan secara signifikan. Pencegahan dan pengobatan yang terintegrasi menjadi kunci untuk menciptakan Kota Sorong yang lebih sehat dan bebas dari ancaman HIV/AIDS.