Dispora Riau Klarifikasi Terkait Rencana Penjualan Stadion Utama Riau
Dispora Riau mengklarifikasi pernyataan Gubernur Riau terkait rencana penjualan Stadion Utama Riau, menyebutnya sebagai respons spontan, dan membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan stadion tersebut.

Pekanbaru, 9 Mei 2024 - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau memberikan klarifikasi terkait pernyataan Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengenai kemungkinan penjualan Stadion Utama Riau. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Perangkat Daerah (RKPD) dan sempat menimbulkan keresahan di masyarakat. Klarifikasi ini bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman dan menjelaskan rencana pemerintah provinsi terkait pengelolaan stadion kebanggaan masyarakat Riau tersebut.
Kepala Dispora Riau, Erisman Yahya, menjelaskan bahwa wacana penjualan stadion muncul sebagai respons spontan Gubernur atas kekhawatiran kondisi keuangan daerah. Namun, Pemerintah Provinsi Riau tetap berkomitmen untuk mencari solusi terbaik bagi Stadion Utama Riau agar tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Pernyataan Gubernur, menurut Erisman, lebih menekankan pada evaluasi aset-aset pemerintah yang kurang termanfaatkan, termasuk kendaraan dan bangunan lain, sebagai upaya efisiensi anggaran.
Meskipun demikian, Dispora Riau menegaskan bahwa rencana penjualan Stadion Utama Riau bukanlah keputusan final. Pemerintah Provinsi Riau justru tengah berupaya mencari solusi alternatif untuk menyelamatkan stadion tersebut dari ancaman kerusakan dan kurangnya perawatan yang memadai.
Upaya Pengelolaan Stadion Utama Riau
Dispora Riau telah berupaya melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan Stadion Utama Riau. Beberapa calon investor telah melakukan peninjauan lokasi, namun urung berinvestasi karena mempertimbangkan besarnya biaya perawatan stadion yang luasnya mencapai 66,4 hektare. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam menjaga kondisi stadion.
Sejak PON 2012, anggaran perawatan Stadion Utama Riau tidak lagi dialokasikan secara penuh. Saat ini, anggaran hanya difokuskan pada perawatan bagian dalam stadion, seperti kebersihan, pengamanan, dan pengawasan. Meskipun dengan keterbatasan anggaran, Dispora Riau berupaya menjaga kondisi stadion agar tetap layak pakai, terutama lapangan utama yang masih dapat digunakan untuk pertandingan sepak bola.
Kondisi bagian dalam stadion, menurut Erisman, masih terjaga dengan baik berkat upaya maksimal dari pihak Dispora Riau. Namun, keterbatasan anggaran tetap menjadi kendala dalam perawatan menyeluruh stadion yang luas tersebut. Oleh karena itu, kerjasama dengan pihak swasta menjadi solusi yang tengah dipertimbangkan.
Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Dispora Riau menyatakan terbuka untuk bekerja sama dengan pihak ketiga atau swasta dalam pengelolaan Stadion Utama Riau. Kerja sama ini akan dilakukan sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pihak Dispora berharap ada investor yang tertarik untuk berinvestasi dan turut serta dalam menjaga kelestarian stadion tersebut.
“Kita minta bantulah kepada semua pihak yang mungkin punya perhatian terhadap stadion ini. Kalau ada swasta yang berminat, tentu kami sangat terbuka melakukan kerja sama yang sesuai aturan. Tujuan kita sama, ingin stadion ini kembali menjadi kebanggaan kita bersama,” ujar Erisman Yahya.
Dengan demikian, rencana penjualan Stadion Utama Riau masih dalam tahap evaluasi. Dispora Riau lebih memprioritaskan pencarian solusi alternatif melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan dan perawatan stadion agar tetap menjadi aset berharga bagi masyarakat Riau.