DPR RI Siap Kawal Tuntas Kasus Prada Lucky: Kekerasan di Tubuh TNI Tak Boleh Terulang!
Anggota DPR RI Gavriel Putranto Novanto siap membawa kasus Prada Lucky yang meninggal akibat dugaan penganiayaan senior ke sidang dewan, menuntut keadilan dan evaluasi menyeluruh.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Gavriel Putranto Novanto, menyatakan kesiapannya untuk membawa kasus meninggalnya Prada Lucky Namo ke sidang dewan. Prada Lucky, seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), diduga meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya. Peristiwa tragis ini terjadi di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, dan telah menarik perhatian publik serta wakil rakyat.
Gavriel, yang merupakan Anggota Komisi I DPR RI Dapil NTT II dan membidangi pertahanan, menegaskan komitmennya untuk mengawal tuntas kasus ini. Ia menekankan bahwa tidak ada alasan atau pembenaran atas tindakan kekerasan, terutama di dalam institusi militer. Kasus ini menjadi sorotan serius mengingat korban adalah prajurit muda yang baru dua bulan bertugas.
Kematian Prada Lucky pada Rabu (6/8) setelah dirawat intensif di RSUD Nagekeo memicu tuntutan keadilan dari keluarga dan masyarakat. Dugaan penganiayaan oleh sejumlah seniornya menjadi inti permasalahan yang akan diangkat ke tingkat nasional. DPR RI berjanji akan memastikan pelaku mendapatkan hukuman setimpal sesuai hukum militer dan pidana umum.
Komitmen DPR RI dan Penolakan Kekerasan Militer
Gavriel Putranto Novanto dengan tegas menyatakan bahwa institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan justru menjadi tempat praktik kekerasan antar sesama prajurit. Ia menyayangkan insiden yang sampai menimbulkan korban jiwa ini. Menurutnya, kekerasan dalam tubuh militer, dengan alasan apapun, tidak dapat ditoleransi.
"Bila terbukti bersalah, para pelaku harus dihukum berat sesuai hukum militer dan hukum pidana umum," ujar Gavriel. Ia menambahkan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem pembinaan prajurit muda di lingkungan TNI.
Anggota dewan tersebut juga menilai bahwa peristiwa yang menimpa Prada Lucky bukanlah sekadar kasus kekerasan biasa. Lebih dari itu, ini adalah tuntutan keadilan dan martabat bagi keluarga yang ditinggalkan. Komitmen untuk mengawal kasus ini hingga ke pusat menunjukkan keseriusan DPR dalam menjaga integritas institusi pertahanan negara.
Kronologi Kasus dan Dukungan untuk Keluarga Korban
Prada Lucky Saputra Namo meninggal dunia pada Rabu (6/8) setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Nagekeo, Kabupaten Nagekeo. Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah seniornya. Sebelum meninggal, Prada Lucky sempat melarikan diri ke rumah ibu angkatnya dalam kondisi terluka parah untuk mendapatkan perawatan, namun nyawanya tidak tertolong.
Kasus ini mencuat ke publik dan menarik simpati berbagai pihak, termasuk dari anggota DPR RI. Sokan Teibang, staf khusus Gavriel Putranto Novanto, mengungkapkan bahwa ia telah melayat ke rumah duka pada Sabtu pagi. Kedatangan perwakilan DPR ini tidak hanya memberikan dukungan moril, tetapi juga dukungan materil kepada keluarga Prada Lucky.
Ibu Prada Lucky menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gavriel Putranto Novanto atas kesediaannya membawa kasus ini hingga ke tingkat pusat. Harapan keluarga adalah agar Gavriel dapat berbicara langsung dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI untuk memastikan keadilan ditegakkan. Dukungan ini menjadi angin segar bagi keluarga yang sedang berduka dan menanti kejelasan hukum.