Fakta HUT ke-80 RI: LBP Soroti Kekompakan Presiden Terpilih, Megawati Absen Upacara Istana
Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kekompakan presiden terpilih di HUT ke-80 RI, sementara Megawati Soekarnoputri tidak hadir. Mengapa?

Jakarta, 17 Agustus – Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Istana Merdeka, Jakarta, menjadi pusat perhatian publik. Acara sakral ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting negara, termasuk para mantan dan petahana presiden.
Di tengah khidmatnya upacara, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pandangannya. Ia menyoroti pentingnya kekompakan para pemimpin bangsa. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas pertanyaan media mengenai absennya Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Luhut secara khusus menekankan bahwa kehadiran tiga presiden terpilih, yakni Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto, adalah simbol persatuan. Momen ini diharapkan dapat memperkuat rasa kebangsaan dan menunjukkan soliditas kepemimpinan di mata seluruh rakyat Indonesia.
Luhut Soroti Kekompakan Tiga Presiden Terpilih di Istana
Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga dikenal sebagai LBP, secara eksplisit menyoroti kehadiran bersama tiga pemimpin negara dalam upacara penting tersebut. Ia menyebutkan secara berurutan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-7 Joko Widodo, dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut LBP, momen kebersamaan ini memiliki makna strategis. Kehadiran mereka secara bersamaan mengirimkan pesan kuat kepada publik. Pesan tersebut menegaskan bahwa Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak terpecah belah, meskipun ada perbedaan pandangan politik.
Pernyataan ini disampaikan LBP saat ditemui awak media di kompleks Istana Kepresidenan. Ia menjawab berbagai pertanyaan terkait dinamika kehadiran tokoh-tokoh penting dalam perayaan kenegaraan tersebut. LBP menekankan bahwa persatuan dan kekompakan para pemimpin adalah kunci utama bagi kemajuan dan stabilitas nasional di masa depan.
Megawati Absen di Istana, Pilih Rayakan di Sekolah Partai PDIP
Ketidakhadiran Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum Partai PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka menjadi perbincangan. Awak media sempat menanyakan hal ini langsung kepada Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut menanggapi singkat pertanyaan tersebut, menyatakan bahwa Megawati mungkin memiliki halangan yang tidak dapat ditinggalkan. "Ya memang kita berharap lengkap, tapi mungkin Ibu Mega berhalangan, enggak apa-apa," ujarnya. Pernyataan ini mengindikasikan harapan pemerintah akan kehadiran semua tokoh penting, namun tetap menghormati keputusan individu.
Pada saat yang bersamaan, Megawati Soekarnoputri diketahui memilih untuk merayakan HUT ke-80 RI di lokasi yang berbeda. Ia menjadi inspektur upacara di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, pada hari yang sama. Ini menunjukkan komitmennya terhadap partai dan nilai-nilai yang diusungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan pidato yang sarat makna. Ia menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari pengorbanan besar yang melibatkan "darah, keringat, dan air mata" para pendiri bangsa serta para pejuang kemerdekaan. Pidatonya ini menegaskan kembali pentingnya mengenang dan menghargai perjuangan demi Merah Putih.