Fakta Unik Lomba Peragaan Busana Ibu dan Anak: Kekompakan di Kotim Meriahkan HUT Ke-80 RI
Lomba Peragaan Busana Ibu dan Anak di Sampit, Kotim, sukses digelar meriahkan HUT Ke-80 RI. Acara ini menampilkan kreativitas serta kekompakan peserta, menarik perhatian banyak pihak.

Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, baru-baru ini menjadi saksi kemeriahan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Berbagai perlombaan digelar untuk menyemarakkan momen bersejarah ini, salah satunya adalah lomba peragaan busana yang melibatkan kekompakan antara ibu dan anak. Acara ini sukses menarik perhatian masyarakat dan peserta.
Kegiatan inspiratif ini diselenggarakan oleh Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Mentawa Baru Hulu di Sampit pada hari Sabtu, 9 Agustus. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi di lingkungan pendidikan setempat.
Kepala SDN 6 Mentawa Baru Hulu, Kirno, menjelaskan bahwa serangkaian lomba telah dimulai sejak 9 Agustus dan akan berakhir pada 20 Agustus. Lomba peragaan busana ibu dan anak menjadi salah satu puncak acara yang paling dinantikan, menonjolkan sinergi antara orang tua dan anak dalam suasana penuh kebahagiaan.
Kreativitas Busana Merah Putih dan Inspirasi Pahlawan
Sebanyak delapan kelompok peserta, masing-masing terdiri dari pasangan ibu dan anak, antusias meramaikan lomba peragaan busana di SDN 6 Mentawa Baru Hulu. Mereka dengan percaya diri menampilkan berbagai kreasi busana yang unik dan menarik, menunjukkan bakat terpendam.
Seluruh busana yang diperagakan didominasi oleh warna merah dan putih, melambangkan semangat kemerdekaan Republik Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Keunikan terlihat dari beberapa peserta yang mengusung konsep busana daur ulang, memanfaatkan plastik bekas sebagai bahan utama, menunjukkan inovasi dan kepedulian lingkungan yang patut dicontoh.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah pasangan ibu dan anak, Ida Lestari dan Nayla, yang dengan apik menampilkan sosok pahlawan nasional perempuan asal Maluku, Martha Christina Tiahahu. Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai bentuk penghormatan mendalam terhadap jasa para pahlawan bangsa.
Melalui pilihan busana ini, Ida juga berupaya menanamkan rasa cinta tanah air dan penghargaan terhadap para pahlawan dalam diri anaknya sejak usia dini. Ini adalah cara edukatif yang efektif untuk mengenalkan sejarah kepada generasi penerus bangsa dengan cara yang menyenangkan dan berkesan.
Memupuk Cinta Tanah Air dan Apresiasi Pendidikan
Ida Lestari mengungkapkan kegembiraannya bisa berpartisipasi dalam lomba peragaan busana ibu dan anak tahun ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat positif, tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang berharga bagi anak-anak.
Ia berharap dapat memperkenalkan dan mengajarkan kepada anaknya serta peserta lain tentang tokoh-tokoh pahlawan nasional yang telah berjuang. Dengan demikian, diharapkan tumbuh rasa cinta yang mendalam terhadap para pahlawan yang telah berjasa besar demi kemerdekaan bangsa ini.
Dinas Pendidikan Kotim memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan HUT ke-80 RI. Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, memandang momen ini sebagai kesempatan emas untuk memperkuat kebersamaan, khususnya di kalangan insan pendidikan di wilayah tersebut.
Irfansyah berharap bahwa kekompakan dan kebersamaan yang terjalin melalui kegiatan ini dapat memotivasi seluruh pihak yang terlibat. Terutama agar dapat menjalankan tugas dan fungsi mereka dengan lebih baik lagi di masa mendatang, demi kemajuan pendidikan di Kotim secara berkelanjutan.