Geopark Kaldera Toba: Dokumen Lengkap, Siap Raih Kartu Hijau UNESCO
Dokumen Geopark Kaldera Toba telah rampung dan siap diserahkan ke UNESCO pada 17 Februari 2025, dengan target mendapatkan kembali sertifikasi 'Kartu Hijau' setelah sebelumnya mendapat 'Kartu Kuning' pada tahun 2023.
![Geopark Kaldera Toba: Dokumen Lengkap, Siap Raih Kartu Hijau UNESCO](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000030.507-geopark-kaldera-toba-dokumen-lengkap-siap-raih-kartu-hijau-unesco-1.jpg)
Provinsi Sumatera Utara bersiap untuk kembali mengajukan Geopark Kaldera Toba ke UNESCO. Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Effendy Pohan, mengumumkan bahwa dokumen yang dibutuhkan telah selesai dan siap diserahkan. Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan dengan Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TCUGGp) di Medan pada Selasa, 11 Februari 2025.
Target Kartu Hijau
Dokumen lengkap ini merupakan langkah krusial bagi Geopark Kaldera Toba untuk mendapatkan kembali status 'Kartu Hijau' dari UNESCO. Sebelumnya, pada tahun 2023, Geopark Kaldera Toba menerima 'Kartu Kuning', yang menandakan perlunya perbaikan dan pemenuhan standar tertentu. Dengan selesainya dokumen ini, target awal BP TCUGGp untuk meraih kembali sertifikasi tersebut diharapkan dapat tercapai.
Koordinasi dan Kolaborasi
Meskipun dokumen telah siap, Effendy Pohan menekankan pentingnya koordinasi yang berkelanjutan. Kawasan Danau Toba melibatkan tujuh kabupaten/kota, dan kolaborasi yang erat di antara mereka sangat penting untuk keberhasilan pengajuan ini. BP TCUGGp juga didorong untuk menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan pemangku kebijakan, serta menerima masukan dan kritik demi kemajuan Geopark Kaldera Toba.
Lebih lanjut, Effendy Pohan menyarankan agar BP TCUGGp mengeksplorasi potensi pendanaan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta, BUMN, dan BUMD untuk mendukung operasional dan pengembangan Geopark Kaldera Toba.
Penyerahan Dokumen dan Tahapan Selanjutnya
General Manager BP TCUGGp, Azizul Kholis, menjelaskan bahwa dokumen tersebut akan diserahkan paling lambat tanggal 17 Februari 2025, sesuai tenggat waktu yang diberikan oleh UNESCO. Setelah penyerahan, tim asesor UNESCO akan melakukan kunjungan langsung ke kawasan Kaldera Toba pada bulan Juni hingga Juli 2025 untuk melakukan penilaian lapangan.
Azizul Kholis juga menyebutkan bahwa terdapat tujuh rekomendasi dari UNESCO yang harus dipenuhi, salah satunya adalah keterlibatan Geopark Kaldera Toba dalam kancah internasional. Tim BP TCUGGp telah melakukan koordinasi intensif dengan manajer pengelola geosite melalui rapat virtual untuk memastikan semua rekomendasi tersebut terpenuhi.
Sejarah dan Harapan
Geopark Kaldera Toba pertama kali ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 7 Juli 2020. Penetapan ini menjadikan Kaldera Toba sebagai geopark kelima di Indonesia yang terdaftar dalam jaringan UNESCO Global Geopark. Namun, status 'Kartu Kuning' yang diterima pada tahun 2023 menjadi tantangan yang harus diatasi untuk mempertahankan prestise dan manfaat dari status UNESCO Global Geopark.
Dengan selesainya dokumen dan upaya koordinasi yang intensif, harapannya Geopark Kaldera Toba akan kembali mendapatkan sertifikasi 'Kartu Hijau' dari UNESCO. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pariwisata, ekonomi lokal, dan pelestarian lingkungan di kawasan Danau Toba.