Gerina: Ulama Berperan Penting Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) melibatkan ulama dan tokoh agama untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui berbagai inovasi pertanian.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog, berdiskusi dengan Ustadz Adi Hidayat mengenai peran ulama dalam program ketahanan pangan nasional. Dari diskusi tersebut, lahirlah Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), sebuah inisiatif yang mengajak para ulama, tokoh agama, dan masyarakat untuk turut serta dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Gerina bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menanam dan bercocok tanam, serta memberikan solusi praktis bagi keterbatasan lahan.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Gerina dibentuk sebagai respons atas kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Beliau menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat, termasuk ulama dan tokoh agama, dalam mencapai tujuan tersebut. Gerakan ini terbukti efektif, dengan hasil panen padi, singkong, dan jagung yang signifikan dalam waktu tiga bulan di lahan seluas 7.200 m2.
Inisiatif ini tidak hanya fokus pada penanaman konvensional. Gerina juga mengembangkan inovasi-inovasi pertanian untuk mengatasi kendala lahan yang terbatas. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah solusi olah padi terapung atau Si Opung, yang memungkinkan masyarakat menanam padi di atas kolam ikan, sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih optimal. Inovasi ini sangat relevan bagi pesantren dan masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan.
Inovasi Pertanian dalam Gerina
Selain Si Opung, Gerina juga mengembangkan teknologi pot bag atau planter bag untuk mendukung pertumbuhan padi apung. Riset yang dilakukan Gerina fokus pada ukuran, bentuk, dan potensi gram dari pot bag tersebut agar padi apung dapat tumbuh subur. Inovasi ini menunjukkan komitmen Gerina untuk memberikan solusi praktis dan inovatif bagi masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan.
Program Gerina juga melibatkan berbagai pihak, termasuk para ulama dan tokoh agama di seluruh Indonesia. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa sejak awal, Gerina dirancang untuk menjadi gerakan kolaboratif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh komponen bangsa.
Keberhasilan Gerina dalam waktu singkat menunjukkan potensi besar dari kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan. Inovasi-inovasi yang dikembangkan, seperti Si Opung dan pot bag, memberikan solusi yang praktis dan efektif bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan demikian, Gerina menjadi contoh nyata bagaimana program ketahanan pangan dapat diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan.
Melalui Gerina, diharapkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan akan semakin meningkat di kalangan masyarakat. Partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk ulama dan tokoh agama, menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga Gerina dapat menginspirasi inisiatif serupa di berbagai daerah di Indonesia untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Dengan adanya inovasi-inovasi yang dikembangkan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, Gerina memberikan kontribusi nyata dalam upaya memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi dan inovasi merupakan kunci untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.