Disdikbud Bengkayang Gerakkan Penanaman Jagung di Sekolah: Wujudkan Ketahanan Pangan Sejak Dini
Disdikbud Bengkayang, Kalimantan Barat, luncurkan program 'Gebrak Gerina Tahan Jagalah' dengan menanam jagung di lahan sekolah untuk membangun ketahanan pangan dan menumbuhkan kebanggaan anak sebagai petani.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, melaksanakan Gerakan Indonesia Menanam (GERINA) dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Program yang diberi nama 'Gebrak Gerina Tahan Jagalah' ini berfokus pada penanaman jagung di lahan sekolah-sekolah di Bengkayang. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 2 Mei 2025.
Kepala Disdikbud Bengkayang, Heru Pujiono, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa bangga anak-anak sebagai petani. "Ini menjadi pemantik tumbuhnya kembali anak-anak bangga sebagai petani. Dengan semangat 'gembira bergerak' mari terus berkolaborasi dan bersinergi untuk Bengkayang Gemilang dan Berkelanjutan dalam Ketahanan Pangan," ujar Heru.
Program ini juga merupakan wujud komitmen dunia pendidikan di Bengkayang dalam mengimplementasikan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui GERINA. Heru menyampaikan apresiasi kepada tim Gebrak Kabupaten Bengkayang yang telah menginisiasi kegiatan ini sebagai bagian dari perluasan kebiasaan anak Indonesia hebat dan tujuh kebiasaan guru super Kabupaten Bengkayang.
Menanam Jagung: Langkah Nyata Menuju Ketahanan Pangan
Disdikbud Bengkayang melihat pentingnya peran pendidikan dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah. Melalui program penanaman jagung ini, murid-murid sejak dini diperkenalkan dengan konsep ketahanan pangan dan praktik bercocok tanam. Bukan hanya jagung, program ini juga mendorong sekolah untuk menanam komoditas lain yang sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing.
Heru menambahkan, "Gemar Belajar dan bermasyarakat harus menjadi kebiasaan bagi murid-murid dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pembelajaran langsung baik di rumah, di dalam maupun di luar sekolah." Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Lebih lanjut, Heru menjelaskan bahwa program ini juga bertujuan untuk menanamkan rasa bangga sebagai petani sejak dini. Murid-murid diajarkan pola tanam sesuai kearifan lokal, dengan melibatkan pendidik, murid, komite sekolah, dan orang tua.
Selain itu, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk mengamankan aset sekolah dan memanfaatkan lahan pekarangan sekolah secara produktif. "Apalagi salah satu unggulan komoditas Bengkayang adalah jagung, tentu ini menjadi komitmen bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan dimulai sejak dini di sekolah," tegas Heru.
Manfaat Lebih dari Sekedar Tanaman
Program 'Gebrak Gerina Tahan Jagalah' tidak hanya berfokus pada aspek ketahanan pangan, tetapi juga memberikan manfaat lain bagi sekolah dan siswa. Dengan melibatkan seluruh elemen sekolah dalam kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan sekolah.
Kegiatan ini juga dapat menjadi sarana edukasi bagi siswa tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Siswa diajarkan untuk menghargai proses pertanian dan hasil panennya, serta memahami pentingnya ketahanan pangan bagi kehidupan masyarakat.
Lebih jauh, program ini juga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang pertanian, yang dapat menjadi bekal bagi mereka di masa depan. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan pribadi, tetapi juga dapat berkontribusi pada perekonomian masyarakat.
Dengan demikian, program 'Gebrak Gerina Tahan Jagalah' merupakan inisiatif yang terintegrasi, yang mampu memberikan manfaat multisektoral bagi sekolah, siswa, dan masyarakat Bengkayang.
Program ini merupakan langkah nyata Disdikbud Bengkayang dalam mendukung program pemerintah pusat untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk menerapkan program serupa.