Hadapi Tarif Trump, Indonesia Prioritaskan Peningkatan Daya Saing dan Akses Pasar Global
Pemerintah Indonesia menetapkan strategi peningkatan daya saing dan perluasan akses pasar global untuk menghadapi dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, termasuk hilirisasi dan diversifikasi produk.

Jakarta, 29 April 2024 - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan strategi kunci Indonesia dalam menghadapi dampak kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Strategi tersebut berfokus pada peningkatan daya saing produk dalam negeri dan perluasan akses ke pasar global. Hal ini diungkapkan Menperin dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI di Jakarta. Apa yang dilakukan pemerintah, siapa yang terlibat, kapan diungkapkan, dimana rapat berlangsung, mengapa strategi ini penting, dan bagaimana implementasinya akan dijelaskan lebih lanjut.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya meningkatkan daya saing industri manufaktur Indonesia. Langkah ini dinilai krusial untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan membuka peluang di pasar internasional lainnya. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi dan diversifikasi produk, guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia dan menciptakan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Perluasan akses pasar global juga menjadi fokus utama. Selain mengandalkan pasar ekspor tradisional seperti Tiongkok, ASEAN, dan Asia Timur, pemerintah aktif mencari pasar baru. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menperin Agus, "'Strategi penanganan dampak kebijakan tarif AS, kita berupaya untuk meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar,'" Langkah ini diharapkan mampu mengurangi dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru.
Hilirisasi dan Diversifikasi Produk: Kunci Peningkatan Daya Saing
Salah satu strategi utama yang dijalankan pemerintah adalah hilirisasi dan diversifikasi produk industri manufaktur. Hilirisasi akan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia. Dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah mentah. Diversifikasi produk, di sisi lain, akan mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis produk saja.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kompleksitas produk yang dihasilkan. Produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi akan lebih kompetitif di pasar internasional dan mampu menghadapi persaingan global. Pemerintah berharap strategi ini akan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
Pemerintah juga menyadari pentingnya pasar domestik. "Pasar dalam negeri ini sangat penting karena 70-80 persen output dari manufaktur kita di serap di dalam negeri," ungkap Menperin Agus. Oleh karena itu, pemerintah juga fokus pada penguatan pasar dalam negeri untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Diplomasi Perdagangan dan Kerja Sama Bilateral
Selain fokus pada peningkatan daya saing dan perluasan akses pasar, pemerintah juga gencar melakukan diplomasi perdagangan. Hal ini termasuk memperkuat hubungan dagang dengan mitra strategis, baik tradisional maupun baru. Diplomasi ini bertujuan untuk mencari kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan dan mengurangi dampak negatif dari kebijakan tarif AS.
Menko Airlangga Hartarto melaporkan hasil kunjungannya ke Amerika Serikat, mengungkapkan apresiasi pemerintah AS terhadap proposal komprehensif Indonesia. Proposal tersebut mencakup pengaturan tarif, non-tarif, dan langkah-langkah konkret untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Indonesia berkomitmen untuk menjaga prinsip fair and square dalam perdagangan internasional.
Sebagai tindak lanjut, Presiden telah menyetujui pembentukan tiga satuan tugas (satgas) khusus untuk mempercepat implementasi hasil perundingan. Pembentukan satgas ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi dampak kebijakan tarif AS dan memperkuat hubungan ekonomi bilateral.
Indonesia berkomitmen untuk menjaga prinsip fair and square dalam perdagangan, dengan memastikan neraca perdagangan yang lebih berimbang dan menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini menunjukkan upaya Indonesia untuk membangun hubungan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan dengan mitra dagangnya.
Dengan menggabungkan strategi peningkatan daya saing, perluasan akses pasar, dan diplomasi perdagangan yang intensif, pemerintah Indonesia berupaya meminimalisir dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.