IHSG Diprediksi Variatif: Sentimen Domestik dan Global Bercampur
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif pada Jumat, di tengah sentimen domestik yang positif menjelang RUPS dan dividen, serta sentimen global yang cenderung beragam akibat penurunan harga minyak dan kinerja bursa saham regional.

Jakarta, 14 Februari 2024 - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diprediksi akan menunjukkan fluktuasi, dipengaruhi oleh sentimen domestik dan global yang saling bercampur. Pembukaan perdagangan menunjukkan IHSG menguat 29,40 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.642,97, sementara indeks LQ45 naik 5,39 poin (0,70 persen) ke 775,12. Kondisi ini menimbulkan rasa penasaran akan arah pergerakan IHSG selanjutnya.
Analisis Pergerakan IHSG
Menurut Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, IHSG diprediksi akan bergerak variatif atau mixed dalam rentang 6.550 hingga 6.670. Prediksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi pasar saham.
Dari sisi domestik, muncul sentimen positif menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pendistribusian dividen. Momentum ini berpotensi mendorong rebound jangka pendek IHSG. Pelaku pasar dapat memanfaatkan peluang ini dengan strategi buy on weakness pada saham-saham besar (Big Caps), terutama di sektor perbankan. Hal ini menunjukkan adanya optimisme terhadap kinerja perusahaan-perusahaan tersebut di masa mendatang.
Namun, situasi global memberikan gambaran yang lebih kompleks. Penurunan harga minyak mentah selama dua hari berturut-turut hingga mencapai 71,3 dolar AS per barel pada Kamis (13/2) menjadi salah satu faktor eksternal yang perlu diperhatikan. Penurunan ini dipicu oleh meredanya tensi geopolitik setelah Presiden Trump dan Putin menunjukkan peluang untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Meskipun begitu, dampaknya terhadap IHSG masih perlu dipantau lebih lanjut.
Dampak Kinerja Bursa Saham Global
Kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Wall Street mencatat akselerasi positif seiring penurunan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun dan kenaikan saham sektor teknologi, seperti Nvidia (NVDA) dan Apple (AAPL) yang masing-masing menguat 3,2 persen dan 2 persen. Kenaikan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor teknologi, namun belum tentu berdampak langsung dan positif terhadap IHSG.
Di sisi lain, bursa saham regional Asia menunjukkan performa yang beragam. Indeks Nikkei melemah 189,20 poin (0,48 persen) ke 39.272,27, Shanghai turun 4,73 poin (0,14 persen) ke 3.327,75, Kuala Lumpur turun 0,73 poin (0,05 persen) ke 1.591,55, dan Strait Times turun 9,89 poin (0,25 persen) ke 3.872,69. Performa beragam ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar di kawasan Asia, yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis pergerakan IHSG.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada Jumat diprediksi akan variatif, dipengaruhi oleh sentimen domestik yang cenderung positif dan sentimen global yang lebih beragam. Momentum RUPS dan dividen di dalam negeri berpotensi mendorong rebound IHSG, namun kinerja bursa saham regional dan global serta penurunan harga minyak perlu diwaspadai. Para investor disarankan untuk memantau perkembangan situasi dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.