Indonesia Berharap Akses Bantuan Gaza Jalur Darat: Hindari Risiko Airdrop dan Fokus pada Kemanusiaan
Indonesia mendesak pembukaan akses bantuan Gaza melalui jalur darat untuk menghindari risiko airdrop dan memastikan bantuan kemanusiaan 10 ribu ton beras dapat tersalurkan efektif kepada warga Palestina.

Pemerintah Indonesia secara tegas menyatakan harapannya agar pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dapat dilakukan melalui jalur darat, bukan melalui metode airdrop atau penerjunan dari udara. Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan bahwa pendekatan jalur darat lebih aman dan efektif dalam menyalurkan bantuan vital kepada warga Palestina yang sangat membutuhkan.
Pernyataan ini disampaikan Sugiono di Jakarta pada Selasa (5/8) setelah menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Belarusia, Maxim Ryzhenkov. Desakan ini muncul mengingat berbagai risiko yang melekat pada metode airdrop, termasuk potensi bahaya bagi penerima bantuan dan kompleksitas teknis dalam proses distribusinya.
Indonesia, yang telah berkomitmen menyalurkan 10 ribu ton beras, melihat akses darat sebagai kunci untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke tangan yang tepat tanpa hambatan. Harapan ini juga sejalan dengan seruan global untuk membuka koridor kemanusiaan yang aman dan tanpa batasan di Gaza.
Risiko Airdrop dan Urgensi Jalur Darat
Menteri Luar Negeri Sugiono secara lugas menjelaskan bahwa metode airdrop memiliki banyak risiko yang dapat membahayakan warga Palestina di Gaza. Proses penerjunan bantuan dari udara sering kali tidak akurat, menyebabkan bantuan jatuh di area yang sulit dijangkau atau bahkan membahayakan nyawa warga sipil yang berusaha mengumpulkannya. Selain itu, terdapat berbagai kendala teknis yang mempersulit efektivitas distribusi melalui udara, menjadikannya pilihan yang kurang ideal dalam situasi krisis kemanusiaan.
Oleh karena itu, Indonesia sangat berharap agar pintu perbatasan untuk distribusi bantuan segera dibuka. Akses darat dianggap sebagai solusi paling efisien dan aman untuk memastikan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 ribu ton beras yang dijanjikan Indonesia, dapat sampai kepada mereka yang paling membutuhkan tanpa insiden yang tidak diinginkan. Pendekatan ini juga memungkinkan koordinasi yang lebih baik dalam penyaluran bantuan, sehingga dapat menjangkau lebih banyak orang secara merata.
Kebutuhan akan akses darat yang aman dan tanpa hambatan menjadi sangat mendesak mengingat kondisi kemanusiaan di Gaza yang terus memburuk. Indonesia percaya bahwa jalur darat adalah satu-satunya cara untuk mengatasi krisis pangan dan medis secara komprehensif, menghindari fragmentasi distribusi yang sering terjadi pada airdrop.
Desakan Indonesia untuk Akses Kemanusiaan Tanpa Batas
Indonesia mendesak Israel untuk segera membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa batasan ke Gaza. Menteri Sugiono menegaskan bahwa penggunaan kelaparan sebagai senjata perang adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan hanya akan membawa penderitaan lebih lanjut bagi warga sipil. Gambar anak-anak dan bayi yang menjadi korban krisis kemanusiaan di Gaza telah mengganggu hati nurani siapa pun yang memiliki rasa kemanusiaan.
Komitmen Indonesia terhadap Palestina tidak hanya sebatas seruan, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk bantuan konkret. Menteri Sugiono menyebutkan bahwa bantuan beras sebanyak 10 ribu ton sedang dipersiapkan dan akan segera dikirimkan. Bantuan ini merupakan bentuk dukungan nyata Indonesia yang diamanatkan oleh Konstitusi dan menjadi bagian dari komitmen nasional terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Sebelumnya, Indonesia telah menyalurkan lebih dari 4.400 ton logistik dan ratusan miliar rupiah dalam bentuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jumlah ini menunjukkan konsistensi dan keseriusan Indonesia dalam membantu mengatasi krisis di Palestina. Upaya ini sejalan dengan solidaritas internasional, meskipun beberapa negara lain seperti Uni Emirat Arab, Yordania, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol masih mengandalkan airdrop untuk mengirimkan bantuan.
- Pada awal Agustus, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan komitmen bantuan ini dalam sebuah unjuk rasa solidaritas Palestina di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
- Bantuan kemanusiaan Indonesia merupakan dukungan nyata bagi rakyat Palestina yang sedang berjuang, sesuai dengan amanat konstitusi dan komitmen nasional.
- Indonesia terus berupaya melalui jalur diplomatik untuk memastikan bantuan dapat tersalurkan secara efektif dan aman.