Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Kesehatan: Tingkatkan Keahlian Tenaga Medis
Indonesia dan India meningkatkan kerja sama kesehatan, termasuk pelatihan langsung tenaga medis Indonesia, transfer teknologi farmasi, dan produksi vaksin, demi meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.

Indonesia dan India resmi memperkuat kerja sama sektor kesehatan. Khususnya, India berkomitmen memberikan pelatihan langsung kepada para tenaga kesehatan Indonesia. Program ini mencakup pemberian izin praktik sementara selama satu tahun. Kerja sama ini diumumkan pada 30 Januari lalu di Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan peningkatan kompetensi tenaga medis Indonesia, terutama di bidang bedah robotik, transplantasi hati, dan manajemen gawat darurat. Inisiatif ini diharapkan mampu menjawab tantangan kesehatan di Indonesia yang terus berkembang.
Kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, fasilitasi transfer teknologi farmasi, dan kolaborasi produksi vaksin serta alat diagnostik. Hal ini menunjukkan komitmen nyata kedua negara untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.
"Kerja sama ini diharapkan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di kedua negara dan memperluas akses publik terhadap perawatan medis berkualitas tinggi," ujar Sadikin. Pernyataan tersebut menegaskan manfaat nyata dari kesepakatan ini bagi masyarakat.
Saat kunjungan ke Apollo Hospital di New Delhi, Menteri Sadikin meninjau efektivitas pelatihan berbasis rumah sakit. Pelatihan ini berfokus pada optimalisasi fasilitas medis seperti MRI dan Cath Lab, demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan.
Indonesia berencana mengadopsi pendekatan serupa untuk mempercepat pengembangan dokter spesialis dan subspesialis. Langkah ini sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Kerja sama juga merambah sektor farmasi melalui kolaborasi Bio Farma dan Serum Institute of India (SII). MoU antara kedua entitas ini mencakup produksi dan distribusi alat diagnostik tuberkulosis (TB) laten dan vaksin rekombinan BCG (rBCG).
Biotis Indonesia juga berkolaborasi dengan Biological E Limited dalam transfer teknologi produksi vaksin anak, seperti DPT-HepB-Hib, PCV, dan JE. Kerja sama ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesehatan anak di Indonesia.
Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah pengakuan bersama kualifikasi tenaga kesehatan dari kedua negara. Hal ini membuka peluang bagi dokter dan perawat untuk bekerja di kedua negara, meningkatkan transfer pengetahuan, dan memperluas cakupan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil di Indonesia. Mobilitas tenaga kesehatan ini sangat penting untuk pemerataan pelayanan kesehatan.
MoU sektor kesehatan ini dilakukan selama kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India pada 24-26 Januari 2025. Presiden Prabowo menekankan bahwa kerja sama strategis ini merupakan bagian dari visi besar kedua negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa kemitraan strategis ini akan menjadi fondasi kuat bagi kedua negara untuk terus melangkah maju dan memperkuat persahabatan yang telah terjalin selama 75 tahun. Beliau menambahkan bahwa MoU ini dapat membawa perubahan nyata bagi sektor kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional.