Indonesia Tunggu Komunikasi Resmi AS Soal Penghentian Pinjaman
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan hanya akan merespon isu penghentian hibah dan pinjaman AS melalui jalur komunikasi resmi setelah Gedung Putih umumkan penghentian sementara dana tersebut.

Indonesia menunggu konfirmasi resmi dari Amerika Serikat terkait pengumuman penghentian sementara hibah dan pinjaman federal. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Gedung Putih pada Selasa (28/1), pukul 10.00 GMT. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan hanya akan memberikan tanggapan resmi melalui jalur diplomatik atau saluran resmi lainnya setelah menerima komunikasi resmi dari pemerintah AS.
Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan berspekulasi terkait pernyataan umum pemerintah AS tersebut, karena belum ada komunikasi resmi yang ditujukan khusus kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia akan memproses tanggapannya setelah menerima informasi yang jelas dan resmi.
Alasan penghentian sementara dana tersebut, menurut memorandum internal Gedung Putih, adalah untuk peninjauan program dan memastikan alokasi dana sesuai prioritas pemerintahan. Dana federal senilai lebih dari 3 triliun dolar AS (sekitar Rp48,705 triliun) dari total belanja federal hampir 10 triliun dolar AS (sekitar Rp162,346 triliun) untuk tahun anggaran 2024 terkena dampak penghentian ini. Dana ini meliputi berbagai program, termasuk bantuan luar negeri, dukungan kepada LSM, program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion), dan inisiatif terkait Green New Deal.
Memorandum tersebut menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memajukan prioritas pemerintahan, mengalokasikan pajak secara efektif, mengurangi inflasi, meningkatkan efisiensi pemerintahan, dan memperbaiki kondisi kesehatan di Amerika. Penghentian sementara ini memungkinkan pemerintah AS untuk meninjau kembali program-program tersebut dan memastikan alokasi dana sesuai dengan hukum dan prioritas Presiden.
Keputusan Gedung Putih ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Indonesia, sebagai salah satu negara penerima bantuan, tentu menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai dampak penghentian ini terhadap proyek-proyek kerjasama yang sudah berjalan atau yang direncanakan. Kemlu menekankan pentingnya komunikasi resmi dan transparan dalam hubungan antar negara.
Meskipun belum ada detail lebih lanjut mengenai dampak spesifik penghentian ini terhadap Indonesia, Kemlu menekankan komitmen pemerintah untuk tetap menjaga hubungan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat. Proses diplomasi dan jalur komunikasi resmi akan menjadi kunci dalam menghadapi situasi ini. Indonesia akan menunggu klarifikasi dari pihak Amerika Serikat melalui jalur resmi sebelum mengeluarkan pernyataan lebih lanjut.
Kesimpulannya, Pemerintah Indonesia bersikap menunggu konfirmasi dan komunikasi resmi dari Amerika Serikat terkait penghentian sementara hibah dan pinjaman. Mereka menekankan pentingnya saluran komunikasi resmi dalam merespon isu ini dan akan mengambil langkah selanjutnya setelah menerima informasi yang akurat dan lengkap dari pemerintah AS.