Indra Defandra: Dari Hobi Baca hingga Menjelajah Dunia Literasi
Indra Defandra, seorang penulis dan pengusaha penerbitan, membuktikan bahwa buku adalah jendela dunia, ia menjelajah dunia sambil menyebarkan kecintaannya terhadap literasi.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Indra Gunawan, atau yang lebih dikenal dengan Indra Defandra, seorang sarjana ilmu politik UGM, membuktikan manfaat membaca buku dengan mendirikan penerbit SIP Publishing dan aktif menggelar kelas menulis hingga ke mancanegara. Berawal dari hobi membaca sejak SMP, ia menerbitkan novel perdananya pada 2013 setelah beberapa kali ditolak penerbit. Keberhasilan novelnya dan kecintaannya pada buku mendorongnya mendirikan SIP Publishing pada 2014, yang kini telah berkembang pesat dan meraih penghargaan. Ia melakukan ini karena ingin berbagi kecintaannya terhadap literasi dan melihat potensi besar minat baca di kalangan anak muda.
Kisah sukses Indra Defandra menginspirasi banyak orang, membuktikan bahwa kegigihan dan minat yang kuat dapat menghasilkan pencapaian luar biasa. Perjalanan karirnya, dari penulis yang karyanya sempat ditolak hingga menjadi pengusaha penerbitan sukses, menunjukkan bahwa kegagalan hanyalah batu loncatan menuju kesuksesan. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan literasi, baik di dalam maupun luar negeri, menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia literasi Indonesia.
Melalui SIP Publishing, Indra Defandra telah menerbitkan lebih dari 3.500 judul buku dan memiliki perwakilan di lima provinsi di Indonesia. Ia juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi, seperti kelas menulis daring yang diikuti ratusan peserta setiap kelasnya. Kegiatannya telah menjangkau berbagai negara, seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan akan segera ke Turki. Semua ini menunjukkan dedikasinya dalam menyebarkan kecintaannya pada buku dan literasi kepada generasi muda.
Dari Penulis hingga Pengusaha Penerbitan Sukses
Indra Defandra, awalnya hanya seorang penulis dengan hobi membaca yang tinggi. Ia menyelesaikan satu buku dalam sehari saat SMP. Setelah lulus kuliah, ia mencoba menulis novel dan menerbitkan 'Cinta Naik Tanggal' pada tahun 2013 setelah beberapa kali ditolak penerbit. Keberhasilan novel perdananya yang terjual hingga 3.000 eksemplar menjadi titik balik dalam hidupnya.
Keberhasilan tersebut mendorongnya untuk mendirikan CV. Satria Indra Prasta (SIP) Publishing pada 11 November 2014. Nama SIP terinspirasi dari gelar sarjananya, S.IP. Perusahaan ini berkembang pesat, hingga saat ini telah menerbitkan lebih dari 3.500 judul buku berbagai genre. SIP Publishing juga telah memiliki perwakilan di lima provinsi dan menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 sekolah, perguruan tinggi, dan instansi.
Pada tahun 2020, SIP Publishing memiliki kantor di pusat kota Purwokerto dan mempekerjakan empat orang karyawan. Perkembangan SIP Publishing yang pesat, dengan omset mencapai ratusan juta rupiah per bulan, membuat Indra berani berhenti dari pekerjaannya sebagai tenaga ahli di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 2022. Pada Februari 2024, SIP Publishing mendapatkan penghargaan dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Jateng sebagai tiga besar terbaik dari 993 penerbit di Jawa Tengah.
Suksesnya SIP Publishing tidak terlepas dari peran istri Indra, Tri Zuliaturrochmah, yang menjabat sebagai CEO. Kerja keras dan dedikasi mereka berdua telah membawa SIP Publishing menjadi salah satu penerbit terkemuka di Jawa Tengah.
Menjelajah Dunia untuk Literasi
Indra Defandra tidak hanya sukses sebagai pengusaha penerbitan, tetapi juga tetap aktif sebagai penulis dan edukator literasi. Ia mendirikan 'Ruang LiteraSIP', sebuah media sastra online yang beroperasi sejak 2022. Ia juga aktif mengadakan pelatihan dan lomba menulis, lomba membaca, festival dongeng, dan safari literasi.
Kelas menulis daring yang diselenggarakannya sangat diminati, dengan jumlah peserta mencapai 800 orang per kelas, dan ia dapat mengajar hingga lima kelas dalam sehari. Hal ini menunjukkan minat baca dan menulis yang tinggi di kalangan anak muda. “Ada yang bilang literasi masyarakat rendah, tapi saya yakin kok masih tinggi. Buktinya, saya bikin kelas menulis itu setiap bulannya ada kalau 5.000 peserta. Pesertanya juga tidak hanya dari Indonesia,” kata Indra.
Komitmen Indra dalam memajukan literasi juga terlihat dari kegiatannya di luar negeri. Ia telah beberapa kali mengadakan peluncuran buku di luar negeri, seperti di Singapura, Thailand, dan Hongkong, dan berencana ke Turki. Kegiatan-kegiatan ini menunjukkan bahwa kecintaannya terhadap buku dan literasi telah membawanya menjelajahi dunia.
Dari kisah Indra Defandra, kita dapat melihat bahwa buku memang benar-benar jendela dunia. Ia telah membuktikan bahwa dengan membaca, menulis, dan berbagi, kita dapat mencapai hal-hal luar biasa dan menginspirasi orang lain. Kisahnya menjadi contoh nyata bagi generasi muda untuk tidak kehilangan budaya membaca dan tetap semangat dalam mengejar mimpi.