Investasi CCS di Laut Jawa Capai Rp640 Triliun, Ciptakan 170.000 Lapangan Kerja
Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) umumkan investasi US$38 miliar untuk proyek CCS di Laut Jawa yang akan dimulai pada 2030, berpotensi ciptakan 170.000 lapangan kerja dan tingkatkan PDB.

Indonesia tengah bersiap menghadapi tantangan iklim global dengan mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di Laut Jawa. Investasi senilai 38 miliar dolar AS, atau sekitar Rp640,79 triliun, telah dikucurkan oleh berbagai perusahaan multinasional dan BUMN, termasuk ExxonMobil. Proyek ambisius ini, yang dijadwalkan dimulai pada tahun 2030, diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Executive Director ICCSC, Belladona Troxylon Maulianda, menjelaskan bahwa investasi tersebut telah masuk meskipun proyek CCS masih dalam tahap evaluasi oleh Pertamina dan ExxonMobil. Ia menekankan potensi besar Indonesia dalam penyimpanan CO₂, yang diperkirakan mampu menampung emisi domestik bahkan dari negara-negara tetangga hingga 200 tahun mendatang. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pusat CCS yang strategis di kawasan.
Proyek ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada perekonomian Indonesia. Diperkirakan, rantai pasok dari CCS hub ini akan menciptakan hingga 170.000 lapangan kerja baru setiap tahunnya, serta meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,8 hingga 1 persen. Peluang ekonomi yang signifikan ini menjadikan CCS sebagai solusi inovatif dalam menghadapi perubahan iklim.
Potensi CCS: Lapangan Kerja dan Peningkatan PDB
Belladona menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak positif proyek CCS terhadap perekonomian Indonesia. Ia memaparkan bahwa pembangunan infrastruktur CCS akan menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor, mulai dari konstruksi dan teknik hingga pengawasan (MRV atau Monitoring, Reporting, and Verification). Jumlah lapangan kerja yang tercipta diperkirakan mencapai 170.000 per tahunnya.
Selain menciptakan lapangan kerja, proyek ini juga diproyeksikan meningkatkan PDB Indonesia sebesar 0,8 hingga 1 persen. Hal ini menunjukkan kontribusi signifikan proyek CCS terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Investasi besar yang dibutuhkan untuk proyek ini menjadi tantangan tersendiri, sehingga kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi kunci keberhasilannya.
Belladona mencontohkan kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil sebagai bentuk konkret dari kolaborasi strategis dalam pengembangan CCS hub di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model bagi proyek-proyek serupa di masa mendatang.
Keunggulan Strategis Indonesia dan Pasar Global
Indonesia memiliki keunggulan strategis dalam pengembangan CCS. Negara ini memiliki industri hilir yang berkembang pesat, seperti petrokimia, baja, dan semen. Industri-industri ini, meskipun telah menerapkan elektrifikasi dan energi terbarukan, masih menghasilkan emisi yang cukup tinggi. CCS menjadi solusi efektif untuk mengurangi emisi dari sektor-sektor tersebut.
Tren global saat ini juga mendukung pengembangan CCS. Permintaan terhadap produk dengan jejak karbon rendah, seperti green products dan blue products, semakin meningkat. Uni Eropa, misalnya, akan menerapkan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) pada tahun 2026, yang mewajibkan seluruh produk impor memiliki emisi rendah. Hal ini menciptakan peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk rendah karbon.
Selain itu, Indonesia juga berpotensi besar dalam menghasilkan blue ammonia, yaitu amonia yang emisinya telah ditangkap dan disimpan melalui CCS. Produk ini sangat diminati oleh pasar luar negeri, seperti Jepang, untuk digunakan dalam pembangkit listrik rendah emisi. Hal ini membuka peluang ekspor bagi Indonesia dan memperkuat posisi negara di pasar global.
Proyek CCS di Laut Jawa bukan hanya sekadar proyek lingkungan, tetapi juga merupakan peluang ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia. Dengan investasi yang signifikan, kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, serta memanfaatkan keunggulan strategis Indonesia, proyek ini berpotensi menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB, dan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam teknologi CCS di kawasan.