ExxonMobil Incar Indonesia sebagai Pusat Petrokimia Asia
ExxonMobil berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan petrokimia di Asia, bekerja sama dengan pemerintah dan Pertamina untuk proyek senilai 10 miliar dolar AS.

Jakarta, 20 Maret 2024 - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyatakan minatnya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan industri petrokimia di kawasan Asia. Hal ini disampaikan oleh VP Public & Government Affairs ExxonMobil Cepu Limited, Dave A. Seta, dalam acara buka puasa bersama di Jakarta. Keputusan ini didorong oleh proyeksi pertumbuhan industri polimer di Asia selama 20-30 tahun mendatang.
Seta menjelaskan bahwa ExxonMobil tengah melakukan studi bersama pemerintah Indonesia untuk menjajaki peluang pengembangan industri petrokimia di Tanah Air. Asia diyakini akan menjadi pusat pertumbuhan industri polimer dalam beberapa dekade mendatang, dan Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari pertumbuhan tersebut. Industri polimer dan petrokimia memiliki keterkaitan erat, karena sebagian besar polimer berasal dari bahan baku yang dihasilkan industri petrokimia.
Selain fokus pada pengembangan petrokimia, ExxonMobil juga tengah menjajaki potensi pengembangan pusat Carbon Capture and Storage (CCS) Hub di Indonesia. Kerja sama dengan Pertamina sedang dilakukan untuk melihat potensi bisnis pengembangan CCS Hub terpusat di Sunda Asri, Laut Jawa. Proyek ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi emisi karbon.
Kerja Sama Pengembangan Petrokimia dan CCS Hub
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil). MoU senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp162,64 triliun) ini mencakup pengembangan sektor petrokimia dan teknologi CCS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berharap pengembangan teknologi CCS dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 90 persen.
Airlangga juga berharap proyek ini dapat segera dimulai dan menjadi proyek CCS pertama yang beroperasi di Indonesia. MoU ini diharapkan menjadi landasan kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama untuk mengoordinasikan langkah-langkah strategis dalam merealisasikan proyek tersebut. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.
ExxonMobil optimistis Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri petrokimia di Asia. Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan nasional seperti Pertamina, proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia dan mengurangi dampak lingkungan.
Potensi Besar Indonesia di Industri Petrokimia
Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang dapat mendukung pengembangan industri petrokimia, antara lain sumber daya alam yang melimpah, pasar domestik yang besar, dan posisi geografis yang strategis. Investasi besar-besaran dari ExxonMobil ini menunjukkan kepercayaan perusahaan terhadap potensi Indonesia. Proyek ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia.
Pengembangan teknologi CCS juga merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target keberlanjutan lingkungan. Dengan mengurangi emisi CO2 secara signifikan, proyek ini akan berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. ExxonMobil berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Secara keseluruhan, kerja sama antara ExxonMobil dan pemerintah Indonesia dalam pengembangan industri petrokimia dan teknologi CCS merupakan langkah strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target keberlanjutan lingkungan. Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses bagi investasi asing di Indonesia dan menarik lebih banyak investasi di masa mendatang.
Keberhasilan proyek ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan industri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Langkah ini juga akan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional dan meningkatkan daya saing di industri petrokimia global.