Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil Jalin Kerja Sama US$10 Miliar
Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil resmi menjalin kerja sama senilai US$10 miliar untuk pengembangan sektor petrokimia dan teknologi CCS di Indonesia, bertujuan mengurangi emisi karbon dan menciptakan lapangan kerja.
Jakarta, 23 Januari 2024 – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) senilai US$10 miliar (sekitar Rp162,64 triliun) dengan ExxonMobil. Kerja sama ini berfokus pada pengembangan sektor petrokimia dan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) di Indonesia. Kesepakatan ini diharapkan akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa proyek ini sangat strategis. Dengan investasi sebesar US$10 miliar, proyek ini diyakini akan memberikan dampak positif yang luas. Salah satu harapan terbesar adalah pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 90 persen melalui teknologi CCS yang dikembangkan.
Kerja sama ini sejalan dengan program hilirisasi pemerintah. Selain mengurangi emisi, proyek ini juga diproyeksikan akan membuka lapangan kerja baru dan memperkuat komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan. ExxonMobil berkomitmen untuk memberikan pelatihan bagi pekerja Indonesia agar mampu bekerja dengan standar internasional.
Airlangga juga mengungkapkan harapannya agar proyek ini segera memasuki tahap groundbreaking dan menjadi proyek CCS pertama yang beroperasi di Indonesia. Ia meyakini proyek ini akan memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap pertumbuhan bisnis lokal melalui kemitraan strategis yang terjalin.
MoU ini diharapkan menjadi dasar kerja sama yang lebih kuat ke depannya. Salah satu rencana adalah pembentukan Satuan Tugas Bersama untuk mengkoordinasikan langkah-langkah strategis dalam merealisasikan proyek tersebut. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.
Airlangga menambahkan bahwa ExxonMobil sudah lama beroperasi di Indonesia, sehingga mereka memahami kondisi di sini. Pengalaman ExxonMobil di bidang minyak dan gas diharapkan dapat mempercepat pengembangan proyek ini. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures, Zoe Barinaga, di Jakarta pada tanggal 22 Januari 2024.
Proyek kolaborasi antara Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil ini menandai langkah penting dalam pengembangan industri petrokimia dan penerapan teknologi ramah lingkungan di Indonesia. Investasi besar ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi Indonesia dan komitmen pemerintah dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.