Jokowi Masuk Bursa Ketum PSI: Dukungan dari Fraksi PSI DKI Jakarta
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, menyatakan dukungannya terhadap Presiden Jokowi dan Kaesang Pangarep sebagai calon Ketua Umum PSI dalam Pemilihan Raya yang akan datang.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, William Aditya Sarana, secara mengejutkan menyatakan dukungannya terhadap Presiden Joko Widodo sebagai calon Ketua Umum (Ketum) PSI. Pernyataan ini muncul menjelang Pemilihan Raya (Pira) internal partai yang akan menentukan pemimpin PSI selanjutnya pada Kongres Nasional Juli 2025. Dukungan tersebut disampaikan melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat lalu. Pernyataan ini menimbulkan kehebohan dan spekulasi di dunia politik Indonesia.
William, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Jakarta Barat, menyatakan bahwa kinerja nyata Jokowi, sejak masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga saat ini sebagai Presiden, menjadi alasan utama di balik dukungannya. Ia menilai Jokowi layak memimpin PSI dan membawa partai ke arah yang lebih baik. "Pak Jokowi yang kerja nyatanya sudah kami rasakan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta patut menjadi calon Ketua Umum PSI," tegas William.
Lebih lanjut, William menghubungkan gagasan Jokowi tentang 'Partai Super Terbuka' dengan proses pemilihan Ketum PSI yang akan datang. Ia menjelaskan bahwa gagasan tersebut telah menginspirasi PSI untuk menyelenggarakan Pira yang terbuka, langsung, dan transparan. Hal ini sejalan dengan keinginan kader PSI untuk memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk memilih pemimpin mereka secara demokratis. "Oleh karena itu, wajar apabila kader PSI memberikan tempat yang istimewa baginya di sini," tambah William.
Dukungan untuk Jokowi dan Kaesang Pangarep
Menariknya, dalam pernyataan tersebut, William juga menyebutkan nama Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai Ketum PSI. William mengungkapkan bahwa nama Kaesang juga muncul dalam diskusi internal partai sebagai kandidat yang layak melanjutkan kepemimpinannya. "Nama Mas Kaesang juga turut disebut dalam diskusi internal partai kami. Ia juga diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinannya yang sudah baik ini ke depan," ujarnya.
Dukungan terhadap dua figur penting ini menunjukkan adanya dinamika internal yang cukup menarik di tubuh PSI. Munculnya nama Jokowi sebagai kandidat Ketum tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi partai, mengingat popularitas dan pengaruhnya di kancah politik nasional. Sementara itu, Kaesang, yang relatif masih baru dalam dunia politik, juga telah menunjukkan kepemimpinan yang dinilai positif oleh sebagian kader PSI.
Proses Pira yang akan menggunakan sistem e-voting ini diharapkan dapat menjangkau seluruh anggota PSI di seluruh Indonesia. Sistem ini dirancang untuk memudahkan seluruh anggota dalam menggunakan hak pilihnya dan memastikan proses pemilihan yang transparan dan akuntabel. "Semua kader PSI tanpa terkecuali bisa memilih siapa yang akan menjadi ketumnya nanti. Dalam rangka memudahkan semua anggota untuk menggunakan hak pilihnya, maka kami akan menggunakan aplikasi e-voting yang bisa diakses di seluruh Indonesia," jelas William.
Pemilihan Raya yang Terbuka dan Transparan
William menekankan bahwa keputusan untuk menyelenggarakan Pira dengan sistem yang terbuka, langsung, dan transparan merupakan hasil dari pertimbangan yang panjang dan matang. Keputusan ini sejalan dengan aspirasi anggota PSI yang menginginkan proses pemilihan ketua umum yang demokratis dan bebas dari intervensi. Sistem ini diharapkan dapat memperkuat internal partai dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap PSI.
Dengan adanya dukungan dari tokoh penting seperti William Aditya Sarana, pertandingan pemilihan Ketum PSI mendatang diprediksi akan berlangsung sengit dan menarik. Baik Jokowi maupun Kaesang memiliki basis dukungan yang kuat di internal partai. Hasil Pira nanti akan menentukan arah dan strategi PSI dalam menghadapi tantangan politik ke depan.
Proses pemilihan ini juga menjadi bukti komitmen PSI terhadap prinsip demokrasi internal. Dengan sistem e-voting, diharapkan partisipasi anggota akan meningkat dan proses pemilihan akan berlangsung secara adil dan transparan. Hal ini tentu akan menjadi contoh baik bagi partai politik lainnya di Indonesia.
Kehadiran Jokowi dan Kaesang dalam bursa Ketum PSI menambah dinamika dan daya tarik tersendiri bagi partai. Publik menantikan hasil Pira dan bagaimana arah PSI ke depannya di bawah kepemimpinan Ketum yang terpilih.