Kadin dan Kementan Jalin Sinergi Wujudkan Swasembada Pangan
Mentri Pertanian dan Kadin Indonesia sepakat memperkuat kolaborasi untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie sepakat untuk memperkuat sinergi dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta. Kerja sama ini dinilai krusial dalam mencapai target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, mengingat sektor pertanian menjadi pilar utama pembangunan nasional.
Menurut Mentan Amran, Kadin Indonesia memiliki peran penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Kolaborasi yang erat antara pemerintah dan dunia usaha, khususnya Kadin, dianggap kunci keberhasilan dalam mencapai target swasembada pangan. "Dalam visi pembangunan nasional, pertanian menjadi sektor prioritas. Kolaborasi pemerintah dengan Kadin akan mempercepat langkah kita menuju swasembada pangan," ujar Mentan Amran.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Kementerian Pertanian bahkan menyediakan ruangan khusus di kantornya untuk Kadin Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mempermudah koordinasi dan komunikasi antara kedua pihak, sehingga sinergi dan kerja sama dapat berjalan lebih efektif dan intensif. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melibatkan sektor swasta untuk mencapai tujuan bersama.
Sinergi Kementan dan Kadin: Swasembada Pangan Berkelanjutan
Nota kesepahaman antara Kementan dan Kadin Indonesia menandai babak baru dalam kolaborasi pemerintah dan dunia usaha dalam sektor pertanian. Kemitraan strategis ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas program swasembada pangan. Kadin akan berperan aktif dalam mendukung berbagai program Kementan, termasuk hilirisasi produk pertanian.
Mentan Amran menekankan pentingnya hilirisasi komoditas pertanian sebagai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong ekspor, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah menyiapkan program hilirisasi untuk mencapai tujuan tersebut. "Kita akan mempercepat proses hilirisasi untuk menghentikan impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Hilirisasi akan meningkatkan kesejahteraan petani, pemasukan devisa, dan menggerakkan perekonomian rakyat," jelas Mentan.
Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia, menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program swasembada pangan. Ia mengapresiasi langkah-langkah efisiensi yang dilakukan Kementan, terbukti dengan keberhasilan menjaga bahkan meningkatkan produksi pertanian di tengah tantangan El Nino tahun 2024. "Kementan telah membuktikan bahwa efisiensi tidak harus mengorbankan kinerja dan produksi. El Nino sempat menyerang, tetapi produksi tetap terjaga, bahkan meningkat," puji Anindya.
Kadin juga berkomitmen untuk mendukung program pemerintah secara menyeluruh, tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di daerah. Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kadin telah membentuk Wakil Ketua Bidang Pertanian, yang menunjukkan fokus utama Kadin pada sektor pertanian. "Kami akan all out, mendukung penuh program swasembada pangan. Kami percaya, jika pertanian sukses, maka Indonesia sukses," tegas Anindya.
Hilirisasi Pertanian: Warisan Berkelanjutan
Anindya Bakrie juga menyoroti perbedaan utama hilirisasi pertanian dibandingkan sektor lain, yaitu aspek keberlanjutannya. "Hilirisasi pertanian berbeda dengan sektor lain. Ini adalah warisan bagi anak cucu kita. Pertanian akan terus berkelanjutan," katanya. Hal ini menekankan pentingnya pendekatan jangka panjang dalam pengembangan sektor pertanian untuk memastikan ketahanan pangan di masa mendatang.
Sebagai informasi tambahan, dalam menghadapi dampak El Nino tahun 2024, Kementan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,7 triliun. Anggaran yang semula dialokasikan untuk perjalanan dinas, seminar, perbaikan gedung, dan rapat dialihkan untuk membantu petani berupa benih unggul, pompa, serta alat dan mesin pertanian. Hasilnya, produksi beras pada Agustus-Desember 2024 meningkat 1,7 juta ton dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kerja sama antara Kementan dan Kadin ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta dalam pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, target swasembada pangan nasional dapat tercapai dan kesejahteraan petani dapat meningkat secara signifikan.