KBRI Beijing Perkenalkan Politik Luar Negeri Era Presiden Prabowo kepada Media China
Dubes Djauhari Oratmangun telah memperkenalkan kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto kepada media China, menekankan Visi Emas Indonesia 2045 dan kerja sama strategis dengan Tiongkok.

Beijing, 27 Februari 2025 - Dalam sebuah acara bertajuk 'Media Gathering 2025 – Updates from Indonesia' di Wisma Indonesia, kompleks KBRI Beijing, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, secara resmi memperkenalkan politik luar negeri Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kepada sekitar 50 jurnalis China. Acara ini menjadi platform penting untuk menyampaikan visi dan misi Indonesia dalam kerja sama internasional, khususnya dengan Tiongkok.
Dubes Djauhari memaparkan komitmen Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk mencapai Visi Emas Indonesia 2045, sebuah visi yang ambisius untuk menempatkan Indonesia di antara lima negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Visi ini, menurut Dubes Djauhari, akan menjadi pedoman utama bagi upaya diplomasi Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Prioritas utama akan difokuskan pada penguatan ketahanan nasional di berbagai sektor krusial, termasuk pangan, energi, air, ekonomi digital, dan pertahanan.
Penekanan pada empat pilar ketahanan nasional tersebut semakin relevan mengingat situasi global yang semakin kompleks dan penuh tantangan, ditandai dengan krisis, ketidakpastian, dan persaingan geopolitik. Dalam konteks ini, kolaborasi dan kemitraan yang kuat dengan negara-negara mitra, seperti Tiongkok, menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut.
Penguatan Kerja Sama Indonesia-China
Dubes Djauhari menyoroti pentingnya hubungan Indonesia-China, terutama kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing sebanyak dua kali. Kunjungan pertama dilakukan pada April-Mei 2024, tak lama setelah beliau terpilih sebagai Presiden, dan kunjungan kedua pada November 2024 sebagai kunjungan kenegaraan pertama beliau ke luar negeri. Kunjungan tersebut bukan sekadar simbolis, melainkan menghasilkan kesepakatan konkret di berbagai sektor, mulai dari pertanian dan perikanan hingga ekonomi hijau dan sumber daya mineral, dengan nilai investasi mencapai 10,07 miliar dolar AS.
Dubes Djauhari menekankan bahwa ini hanyalah permulaan dari kerja sama yang lebih luas dan mendalam antara Indonesia dan China. Beliau optimistis bahwa hubungan kedua negara akan terus meningkat di masa mendatang. Hal ini diperkuat dengan momentum peringatan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-China pada tahun 2025, yang akan menjadi tonggak penting dalam penguatan kemitraan strategis kedua negara.
Sebagai bagian dari perayaan tersebut, Indonesia dan China akan menerbitkan prangko bersama yang akan diluncurkan pada bulan April 2025. Logo peringatan 75 tahun hubungan bilateral juga telah diluncurkan di Indonesia pada bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk mempererat hubungan diplomatik dan kerja sama ekonomi.
Visi Emas Indonesia 2045 dan Kerja Sama Strategis
Visi Emas Indonesia 2045 menjadi fokus utama dalam presentasi Dubes Djauhari. Visi ini menggambarkan cita-cita Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama dunia. Untuk mencapai visi tersebut, kerja sama internasional, khususnya dengan negara-negara mitra strategis seperti China, sangatlah penting. Ketahanan nasional dalam berbagai sektor menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai Visi Emas Indonesia 2045.
Kunjungan Presiden Prabowo ke China menunjukkan komitmen nyata Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral. Kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai dalam berbagai sektor menunjukkan potensi besar kerja sama ekonomi antara kedua negara. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan rakyat.
Peringatan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-China pada tahun 2025 menjadi momentum penting untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Penerbitan prangko bersama dan peluncuran logo peringatan menunjukkan komitmen kedua negara untuk mempererat hubungan dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dengan memperkenalkan kebijakan luar negeri Indonesia kepada media China, Dubes Djauhari berharap dapat meningkatkan pemahaman dan kerja sama antara kedua negara dalam menghadapi tantangan global dan mencapai tujuan bersama.
Ke depannya, kerja sama Indonesia-China diharapkan akan semakin intensif dan memberikan manfaat bagi kedua bangsa.